Fasilitas Perkantoran dan Hunian di IKN Ditargetkan Rampung Desember 2024

Avatar
Menteri PUPR yang juga Plt Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) berjalan untuk mengikuti rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Garuda IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (29/7/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Kepala Otorita Ibu (OIKN), , menargetkan seluruh fasilitas perkantoran dan hunian di Ibu (), , siap digunakan pada Desember 2024.

“Jadi, perkantoran harus sudah siap Desember ini, dan insya Allah sudah siap semua,” ujar Basuki saat menghadiri Kongres Persatuan Insinyur (PII) XXIII di Yogyakarta, Kamis.

banner 225x100

Ia menjelaskan bahwa kantor koordinator (kemenko) yang terdiri atas 16 tower dipastikan rampung, begitu juga dengan 47 tower hunian.

Selain fasilitas utama, Basuki menyebutkan bahwa infrastruktur pendukung seperti restoran, kafe, laundry, hingga barbershop telah disiapkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat di .

BACA JUGA: Pemerintah Fokus Selesaikan Pusat Pemerintahan di IKN, Libatkan Investasi dan Sektor Swasta

“Misalnya restoran, kemudian kafe-nya, kemudian laundry-nya, barbershop-nya untuk potongan rambut. Jadi semua kita siapkan di sana,” jelasnya.

Basuki juga menggarisbawahi bahwa masih ada berbagai aspek pembangunan yang perlu diselesaikan, baik secara fisik maupun nonfisik. Ia mengajak Persatuan Insinyur (PII) untuk berkontribusi lebih besar.

“Pembangunan tidak hanya sebagai pembangunan fisik saja, tapi juga nonfisiknya. Misalnya, kita harus menata kawasan Sepaku, itu tidak hanya ‘engineering,' tapi ‘socio-engineering'-nya lebih kuat. Karena kita harus mengikuti juga masyarakatnya,” katanya.

Ia mengakui bahwa beberapa area di IKN memiliki tanah jenis clay shale dengan daya dukung rendah, sehingga memerlukan penanganan khusus agar dapat digunakan.

BACA JUGA: Basuki Sebut Presiden Prabowo akan Kebut Pembangunan IKN

Di area tersebut, OIKN memanfaatkan lahan untuk konservasi sumber daya air.

“Kami membangun 60 embung-embung di sana. Dari riparian, dari air limpasan (run-off). Jadi kita sangat melihat kondisi tanah dan kondisi konservasi sumber daya air,” pungkasnya.***

Leave a Reply