NALARNESIA.COM – Pola asuh harimau atau Tiger Parenting merupakan gaya pengasuhan yang sangat ketat, di mana orang tua menetapkan ekspektasi tinggi terhadap anak-anak, terutama dalam hal akademik dan kedisiplinan. Dalam pola ini, anak-anak diharapkan menghabiskan banyak waktu untuk belajar atau mengasah keterampilan tertentu, seperti musik, dan hampir tidak memiliki waktu untuk bermain atau bersosialisasi.
Gaya pengasuhan ini sering kali membatasi anak dalam memilih minat pribadi mereka, bahkan bisa berujung pada hukuman ketika mereka menyimpang dari harapan orang tua. Meskipun setiap keluarga memiliki pendekatan pengasuhan yang berbeda, semua orang tua umumnya menginginkan masa depan terbaik bagi anak-anak mereka, apa pun gaya yang mereka gunakan.
Asal-usul dan Ciri Khas Pola Asuh Harimau
Pola asuh harimau mulai dikenal luas melalui buku Battle Hymn of the Tiger Mother karya Amy Chua, yang menggambarkan aturan-aturan ketat seperti larangan menginap, tidak menonton televisi, dan harus menjadi yang terbaik di sekolah. Fokus utama gaya ini adalah kesuksesan akademik, disertai kontrol ketat dari orang tua terhadap aktivitas anak.
Dalam pendekatan ini, anak-anak dituntut untuk selalu unggul, dan kegagalan dipandang sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Banyak dari mereka tumbuh dengan tekanan besar dan ruang gerak yang terbatas dalam menentukan pilihan mereka sendiri.
BACA JUGA: 13 Konsumen Meikarta Telah Terima Pengembalian Dana, Kementerian PKP Kawal Proses Hingga Tuntas
Dampak Emosional Terhadap Anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan yang sangat menuntut berisiko mengalami gangguan emosional seperti kecemasan, depresi, dan harga diri rendah. Penggunaan rasa bersalah atau malu sebagai bentuk hukuman justru dapat merusak rasa percaya diri anak.
Sebagai contoh, anak yang dianggap tidak berguna hanya karena nilainya biasa saja bisa kehilangan kemampuan untuk mengenali nilai dirinya. Studi di Singapura tahun 2018 juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua yang terlalu kritis memiliki kecenderungan lebih tinggi terhadap stres dan depresi.
Menekan Kreativitas dan Kemandirian Anak
Pola asuh harimau sering kali mengesampingkan aspek kreativitas dan kehidupan sosial anak karena terlalu fokus pada pencapaian akademik. Anak-anak yang terus-menerus mengikuti jadwal ketat bisa kehilangan kesempatan mengeksplorasi hobi dan membentuk hubungan sosial yang sehat.
Ketika orang tua terlalu mengatur kehidupan anak, mereka juga mengurangi ruang bagi anak untuk belajar membuat keputusan sendiri. Hal ini bisa menghambat tumbuhnya motivasi dari dalam diri dan mengurangi kemampuan anak untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya.
BACA JUGA: Habiburokhman Puji Kemampuan Presiden Prabowo Kelola SDM dan Bangun Pemerintahan Solid
Latar Belakang dan Alasan di Balik Pola Asuh Ini
Banyak orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini berasal dari pengalaman hidup yang penuh tantangan, di mana kegagalan dapat membawa dampak besar seperti kemiskinan atau diskriminasi. Karena itu, mereka menganggap kesuksesan akademik sebagai bentuk perlindungan bagi anak-anak mereka.