BI Pastikan Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil di Tengah Tekanan Global

Avatar
Gubernur Bank Indonesa Perry Warjiyo. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – (BI) menegaskan bahwa nilai tukar rupiah tetap terkendali berkat kebijakan stabilisasi yang dijalankan oleh bank sentral, di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Per 27 Maret 2025, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp16.560 per dolar Amerika Serikat (AS), atau mengalami penguatan sebesar 0,12 persen point to point (ptp) dibandingkan posisi akhir Februari 2025.

banner 225x100

“Namun demikian, tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore (non deliverable forward/NDF) pada saat libur panjang pasar dalam rangka 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan April 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Bank DKI Dukung Inovasi QRIS Tap NFC Bank Indonesia melalui JakOne Mobile

Sebagai respons, melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan pada 7 April 2025 di pasar Asia, Eropa, dan untuk menahan tekanan global terhadap rupiah.

Kebijakan tersebut membuahkan hasil positif, tercermin dari nilai tukar rupiah yang tetap stabil dan bahkan menguat ke level Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan posisi Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar pascalibur , 8 April 2025.

“Pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi dalam menjaga stabilitas perekonomian,” kata Perry.

Lebih lanjut, Perry menyatakan bahwa ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan tetap stabil, didukung oleh komitmen kuat Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan kurs, imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, inflasi yang rendah, serta prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang masih positif.

Untuk memperkuat stabilitas tersebut, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF serta strategi triple intervention yang mencakup transaksi spot, DNDF, dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

BACA JUGA: Konsisten Implementasi Program Pemberdayaan Usaha Kecil, Bank DKI Menerima Apresiasi dari Bank Indonesia

Bank Indonesia juga mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang dimilikinya, termasuk penguatan strategi operasi moneter yang pro-pasar melalui pemanfaatan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), guna meningkatkan efektivitas kebijakan dalam menarik arus masuk portofolio asing dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.***

Leave a Reply