Pemerintah Siapkan Konsorsium Baru Ekosistem Baterai EV, Huayou Gantikan LG

Avatar
Warga melakukan pengisian daya baterai mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/tom/am.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Investasi dan /Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan segera mengadakan pertemuan dengan perusahaan asal , Huayou, guna membahas kelanjutan konsorsium proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang sebelumnya dipimpin oleh LG.

“Kita juga ini baru mau ketemu insyaAllah kalau tidak di minggu ini, minggu depan, kita akan ketemu dengan pihak Huayou-nya, membahas terkait ini, mematangkan,” ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Investasi dan /BKPM, Nurul Ichwan, di Jakarta, Kamis.

banner 225x100

Ia menyampaikan bahwa setelah dipastikan LG tidak lagi menjadi bagian dari konsorsium tersebut, pemerintah akan menyusun ulang desain proyek serta menjajaki pelibatan pihak-pihak lain dalam pengembangan fasilitas ekosistem baterai EV di Indonesia.

“Kemudian kita memfasilitasi pembentukan joint venture-nya,” tambah Nurul.

BACA JUGA: Subaru Tarik 20.000 Unit Forester karena Cacat pada Velg, Ini Penjelasannya

Ia menjelaskan bahwa proyek baterai kendaraan listrik yang dinamakan Indonesia Grand Package sudah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp20,2 triliun. Selanjutnya, Huayou disebut akan mengambil porsi besar dari sisa nilai investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS atau setara Rp145,2 triliun, melalui empat kerja sama usaha (joint venture).

Kerja sama tersebut akan mencakup investasi di sektor pertambangan nikel, produksi prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, hingga proses daur ulang baterai.

“Pasti ini Huayou tidak akan sendirian, pasti akan bekerja sama nanti dengan partner-partner lainnya yang akan kita coba approach juga,” jelasnya.

Menteri Investasi dan Rosan Perkasa Roeslani juga memberikan penjelasan terkait keluarnya LG Energy Solution dari konsorsium. Ia menyebut bahwa bukan LG yang menarik diri, melainkan pemerintah Indonesia yang mengambil keputusan tersebut karena proses negosiasi yang terlalu berlarut.

BACA JUGA: Danantara Masih Kaji Investasi di Hilirisasi dan Pusat Data, Utamakan Dampak Jangka Panjang

“Tadi dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Energi dan Sumber Daya Republik Indonesia. Kenapa dikeluarkan surat itu? Karena, memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kami ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun,” ujar Rosan dalam jumpa pers di Kantor Presiden, , Jakarta, Rabu (23/4) malam.

Rosan menambahkan bahwa surat tersebut diterbitkan karena Huayou telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sektor baterai sejak tahun 2024, dan pemerintah menilai kehadiran baru ini dapat mempercepat realisasi proyek ekosistem baterai di Indonesia.***

Leave a Reply