NALARNESIA.COM – Direktur Utama PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa ketidakjelasan seputar pembicaraan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi faktor yang mengganggu kestabilan pasar keuangan global.
“Berita-berita menyangkal telah dimulainya pembicaraan soal tarif antara AS dan China seperti yang diklaim oleh Presiden Trump. Ini bisa memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk Rupiah,” ujar Ariston dikutip dari ANTARA, Selasa, 29 April 2025 di Jakarta.
Meski demikian, ia menilai ada sedikit pelonggaran terhadap tekanan terhadap nilai tukar karena indeks dolar AS justru mengalami penurunan, dari level 99,50 menjadi 99,18. Melemahnya dolar AS ini memberi sedikit ruang bagi Rupiah untuk tidak terdepresiasi terlalu dalam.
BACA JUGA: BI Pastikan Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil di Tengah Tekanan Global
“Pelemahan rupiah (terhadap) dolar AS bisa berlanjut ke arah Rp16.900, dengan potensi support di kisaran Rp16.820 hari ini,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa diskusi dagang dengan China sedang berlangsung, meski tidak merinci siapa yang mewakili kedua pihak dalam perundingan tersebut.
Dukungan atas pernyataan itu juga datang dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang mengatakan pada Minggu (27/4) bahwa pembicaraan antara kedua negara sedang berjalan.
Namun, bantahan keras datang dari pihak Beijing. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi persnya menegaskan bahwa tidak ada dialog atau perundingan yang dilakukan terkait kebijakan tarif perdagangan seperti yang dimaksud oleh Washington.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Menurun Seiring Ketegangan di Timur Tengah
“AS harus berhenti menciptakan kebingungan,” tegas Guo, seraya menambahkan bahwa segala bentuk dialog harus berdasarkan prinsip kesetaraan, rasa saling menghormati, dan keuntungan bersama.
Di tengah dinamika geopolitik tersebut, rupiah justru sempat menunjukkan penguatan pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, dengan naik 47 poin atau sekitar 0,28 persen menjadi Rp16.809 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.856.***