Selain minimnya standar bangunan tahan gempa, Myanmar juga kekurangan sistem layanan sosial yang baik, termasuk dalam sektor kesehatan dan tanggap darurat bencana. Akibatnya, dampak gempa semakin fatal, terutama di Mandalay, di mana banyak bangunan, tempat ibadah, dan infrastruktur hancur.
BACA JUGA: Puan Maharani Desak Aparat Usut Tuntas Teror ke Kantor Tempo
Saat ini, rumah sakit dan tim penyelamat di Myanmar kewalahan menangani korban akibat keterbatasan sumber daya.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, akhirnya meminta bantuan internasional, sesuatu yang sebelumnya jarang dilakukan oleh rezim tersebut. Junta militer juga telah menetapkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling terdampak.
Sejumlah negara seperti Malaysia, Rusia, dan China merespons dengan cepat dengan mengirimkan bantuan dan tim penyelamat. Kemungkinan besar, lebih banyak negara akan ikut membantu dalam beberapa hari mendatang.***