“Kami sering ditanyakan inflasi rendah tetapi harga mahal. Ya karena perubahan harganya sedikit, tetapi level harga ataupun tingkat harga yang dibayar oleh konsumen seperti cabai merah, cabai rawit itu memang harganya levelnya tinggi,” tambah Amalia.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan agar lebih teliti dalam membaca data inflasi. Menurutnya, tidak cukup hanya melihat angka persentase inflasi, tetapi juga perlu memperhatikan pergerakan dan tingkat harga di lapangan.
“Nah ini yang mungkin kita perlu cermati. Bagaimana kita kemudian bisa mengendalikan harga, yang nanti angka inflasi ini perlu kita kombinasikan dengan pergerakan harga dan melihat level harga dan komoditas itu berada di tingkat seperti apa,” pungkasnya.
Rakor tersebut turut dihadiri langsung oleh berbagai pejabat tinggi, antara lain Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Iqbal Shoffan Shofwan, Pelaksana Tugas Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden Edy Priyono, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional Hermawan, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek Ahmad Najib Burhani, serta Staf Ahli Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Muhammad Hasan Chabibie.
Secara virtual, hadir pula Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Kementerian Pertanian Suwandi, dan Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Bulog Epi Sulandari. Rapat ini juga diikuti oleh perwakilan Satgas Pangan Polri, TNI, Kejaksaan Agung, serta seluruh pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.***