NALARNESIA.COM – Mohammed Al-Bashir, Perdana Menteri Pemerintahan Penyelamat Suriah (SSG), menyampaikan pada Selasa bahwa pihak oposisi Suriah telah memberinya kewenangan untuk membentuk pemerintahan transisi setelah kejatuhan rezim Bashar Al-Assad.
“Menurut keputusan Komando Umum, kami telah mendapat izin untuk membentuk sebuah pemerintahan sementara yang akan berjalan secara tentatif hingga 1 Maret 2025,” ujar Al-Bashir dalam wawancara dengan media Al-Hadath.
SSG, yang pertama kali dibentuk oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan kelompok bersenjata lainnya di Provinsi Idlib pada 2017, kini memainkan peran utama dalam pengelolaan wilayah yang sebelumnya dikuasai pemerintah Suriah.
BACA JUGA: Airlangga Hartarto: Stabilitas ASEAN Jadi Kunci di Tengah Ketegangan Geopolitik Global
Setelah Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada Minggu, 8 Desember 2024 Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali setuju menyerahkan kekuasaan kepada SSG.
Pada hari yang sama, otoritas informasi Suriah merilis daftar harga bahan bakar seperti gas dan bensin, harga emas, serta nilai tukar mata uang melalui platform Telegram. Nilai tukar menunjukkan 1 dolar AS setara dengan 35 lira Turki, sedangkan 1 euro bernilai 37,96 lira.
Meskipun mata uang pound Suriah masih beredar di wilayah Damaskus dan Aleppo, nilainya sempat jatuh drastis hingga mencapai 25 ribu per dolar AS sebelum perlahan kembali stabil ke angka 15 ribu, sebagaimana dilaporkan oleh koresponden media Rusia, RIA Novosti.
Namun, harga makanan pokok di toko-toko lokal tercatat meningkat 30 hingga 50 persen dibandingkan masa pemerintahan sebelumnya, meskipun pasokan buah-buahan dan sayur-sayuran tetap tersedia.
BACA JUGA: PBB Laporkan Peningkatan Serangan Pemukim Ilegal Israel di Musim Panen Zaitun
Setelah penyerbuan ke Damaskus oleh kelompok oposisi pada Minggu, Al-Jalali bersama 18 anggota kabinet lainnya menyatakan akan tetap berada di Damaskus dan mengonfirmasi bahwa mereka telah menjalin komunikasi dengan pasukan oposisi.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Bashar Al-Assad telah mengundurkan diri sebagai presiden Suriah dan meninggalkan negara tersebut setelah melalui negosiasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.***