OJK Minta Klarifikasi Rupiah Cepat Terkait Keluhan Dana Masuk Tanpa Pengajuan

Avatar
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Mohammad Ismail Riyadi dalam kegiatan peluncuran Ansor Stokis di Thamrin 10, Jakarta, Minggu (8/12/2024). ANTARA/Sean Filo Muhamad/pri.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – () telah memanggil dan meminta penjelasan dari penyelenggara aplikasi pinjaman online atas laporan masyarakat yang mengaku menerima dana tanpa pernah mengajukan pinjaman sebelumnya.

Plt Kepala Departemen , Inklusi Keuangan, dan Komunikasi , M Ismail Riyadi, dalam pernyataan di , Rabu, menyampaikan bahwa pihaknya menerima aduan masyarakat mengenai insiden tersebut.

banner 225x100

menekankan bahwa perlindungan konsumen merupakan prioritas utama dalam pengawasan jasa keuangan, termasuk pada sektor fintech peer-to-peer lending atau pinjaman online,” tegas Ismail.

OJK pun meminta untuk melakukan penyelidikan internal mendalam terkait dugaan pelanggaran dan segera melaporkan hasilnya kepada OJK.

BACA JUGA: SMF Perluas Skema Sewa-Beli Rumah untuk Pekerja Non-Gaji Tetap, Gandeng OJK dan Developer BUMN

Selain itu, perusahaan juga diwajibkan memberikan tanggapan atas keluhan konsumen sesuai regulasi yang berlaku.

OJK mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap tawaran pinjaman, serta menjaga kerahasiaan kata sandi dan kode OTP untuk mencegah penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Jika ditemukan indikasi pelanggaran, masyarakat diminta segera melapor melalui saluran resmi seperti kontak OJK 157, WhatsApp 081-157-157-157, atau Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK).

Kasus ini menjadi perhatian publik setelah unggahan seorang pengguna X (Twitter) viral, mengisahkan bahwa ia tiba-tiba menerima dana dari aplikasi , padahal tidak pernah mengajukan pinjaman.

BACA JUGA: Pemerintah Prioritaskan Investasi Energi Bersih Demi Target Pertumbuhan Ekonomi dan NZE

Kejadian bermula saat seseorang yang mengaku dari tim Rupiah Cepat menghubunginya lewat WhatsApp dan menyebut bahwa sistem tengah bermasalah. Ia diminta mengecek rekeningnya.

Pengguna yang berniat mengembalikan dana kemudian mengetahui bahwa rekening tujuan pengembalian bukanlah rekening resmi perusahaan. Ia pun menyadari bahwa dirinya menjadi penipuan.

Leave a Reply