NALARNESIA.COM – Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri sesi retret dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin.
Dalam pertemuan tertutup tersebut, para pemimpin ASEAN membahas perkembangan implementasi konsensus lima poin terkait Myanmar dan isu stabilitas regional.
Retret ini menjadi ajang strategis bagi negara-negara anggota ASEAN untuk bertukar pandangan secara mendalam mengenai isu-isu utama kawasan.
Dalam diskusi mengenai Myanmar, para pemimpin turut mengkaji langkah lanjutan dari keputusan bersama ASEAN sebelumnya guna mendorong proses penyelesaian konflik secara damai.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Resmi Buka Konvensi IPA 2025, Soroti Energi Nasional dan Kolaborasi Global
Presiden Prabowo aktif mendorong solusi damai yang inklusif untuk Myanmar melalui berbagai pertemuan dengan para pemimpin negara sahabat.
Salah satu kolaborasi penting terjadi bersama Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, di mana kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk menjalankan lima poin konsensus.
Pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan PM Wong yang digelar di Istana Kepresidenan Jakarta pada November lalu menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat dialog inklusif dan distribusi bantuan kemanusiaan.
“Kami sepakat bahwa dialog nasional yang inklusif dan bantuan kemanusiaan sangat penting untuk perdamaian Myanmar,” ujar Presiden kala itu.
BACA JUGA: Prabowo Minta Groundbreaking Proyek Hilirisasi Segera Dilakukan
Selain Singapura, Indonesia juga bekerja sama dengan Thailand dalam upaya penyelesaian konflik Myanmar.
Dalam kunjungannya ke Bangkok pada 19 Mei lalu, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kedua negara memiliki kepedulian yang sama terhadap krisis tersebut dan mengapresiasi peran Thailand dalam mendorong perdamaian.
“Kami juga menekankan pentingnya adanya dialog nasional yang inklusif demi tercapainya stabilitas dan perdamaian di Myanmar,” tegas Prabowo saat itu. Ia menilai upaya kolektif negara-negara ASEAN sangat krusial dalam menanggapi dinamika politik kawasan.
Topik lain yang turut dibahas dalam sesi retret adalah pertukaran pandangan atas isu-isu strategis yang memengaruhi kawasan maupun global.
Indonesia mendorong penguatan solidaritas antarnegara ASEAN demi menciptakan perdamaian dan kesejahteraan yang berkelanjutan di Asia Tenggara.
Forum retret ini dirancang agar para kepala negara dapat berdialog secara strategis dan mendalam. Hasil dari diskusi ini diharapkan menjadi dasar pijakan dalam merumuskan arah kebijakan bersama ASEAN di masa mendatang.***