NALARNESIA.COM – Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah tidak hanya bertujuan menyediakan makanan sehat bagi anak-anak, tetapi juga memberikan dampak positif dalam membentuk kebiasaan dan perilaku mereka.
Berbicara dalam diskusi mengenai Program MBG di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu, Hasan menegaskan bahwa program ini memainkan peran penting dalam mengedukasi anak-anak tentang kebiasaan hidup sehat.
“Di beberapa tempat kita menemukan anak-anak belajar antre untuk mengambil makanan. Mungkin kalau nggak ada event ini, nggak ada event untuk anak-anak belajar antre dan ini di desa-desa,” ujar Hasan.
Selain mendidik tentang pentingnya pola makan sehat dan perubahan perilaku, Hasan menambahkan bahwa Program MBG turut mendorong peningkatan fasilitas di sekolah. Misalnya, kebutuhan cuci tangan menjadi perhatian penting.
BACA JUGA: Susu Ikan Jadi Inovasi Program Makan Bergizi Gratis, Miliki Protein Tinggi dan Potensi Industri Baru
“Anak-anak membawa alat makan, tapi kalau dia nggak bawa alat makan, dia harus cuci tangan. Jadi sekolah yang awalnya nggak menyediakan tempat cuci tangan, itu sekarang menyediakan tempat cuci tangan dibantu oleh warga untuk penyediaan tempat cuci tangan,” katanya.
Hasan juga mengungkapkan bahwa perilaku anak-anak terhadap konsumsi sayur telah mengalami perubahan signifikan.
Di beberapa wilayah, seperti Yogyakarta dan Bogor, lebih dari 50 persen anak-anak kelas 1 SD mulai terbiasa makan sayur. Bahkan, anak-anak kelas 5 dan 6 rata-rata menghabiskan sayur di piring mereka, karena kebiasaan tersebut didorong oleh contoh dari teman-teman sebaya mereka.
Program ini juga memperkenalkan edukasi tentang pengelolaan sampah sisa makanan di sekolah. Anak-anak dilatih untuk memisahkan sampah makanan yang nantinya diolah menjadi kompos atau pakan maggot.
BACA JUGA: Kebakaran di Kemayoran Gempol Hanguskan 500 Rumah, 1.700 Warga Mengungsi
“Selain itu, sisa makanan kini tidak lagi menumpuk, tetapi dimanfaatkan dengan cara yang berkelanjutan sebagai contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah bisa diterapkan di lingkungan sekolah,” jelas Hasan.
Respons terhadap Program MBG pun sangat positif. Menurut Hasan, siswa, guru, dan orang tua menyambut program ini dengan antusias. Bahkan, para guru berharap bisa mendapatkan manfaat serupa, yang menunjukkan dampak program ini menjangkau berbagai kalangan.
Hingga saat ini, sebanyak 238.000 dapur MBG telah beroperasi di berbagai daerah, dan jumlahnya terus bertambah setiap minggunya. Hal ini, menurut Hasan, mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan gizi anak-anak sekaligus menciptakan perubahan perilaku positif di masyarakat.
“Jadi menurut saya, ini akan jadi contoh yang masif nanti. Ketika dapur MBG ini jumlahnya tumbuh begitu banyak, ini juga jadi percontohan bagaimana memisah sampah, mengelola sampah sebagai tindakan yang baik dan ada contohnya di depan mata,” tutup Hasan.***