NALARNESIA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa keputusan untuk melakukan perombakan kabinet sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut ia sampaikan sebagai tanggapan atas usulan dari pengamat politik Rocky Gerung yang menyarankan Presiden Prabowo agar merombak komposisi jajaran menterinya.
“Itu sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden,” ujar Bahlil ketika ditemui di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak memiliki kewenangan untuk memberikan komentar atau menilai isu reshuffle kabinet Merah Putih yang kini ramai diperbincangkan.
BACA JUGA: Sidang Kabinet Perdana Tahun 2025: Presiden Prabowo Sampaikan Arahan 100 Hari Pertama
“Kita jangan bertindak di luar batas kewenangan yang kita miliki,” tegas Bahlil.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memilih tidak berkomentar banyak saat dimintai tanggapan mengenai kabar perombakan kabinet.
“Enggak paham,” kata Airlangga secara singkat kepada wartawan.
Sebelumnya, dalam sebuah forum bertajuk Sarasehan Aktivis Lintas Generasi untuk memperingati Reformasi 1998, Rocky Gerung menyatakan bahwa peringatan reformasi seharusnya menjadi momentum untuk memperbarui sistem demokrasi ekonomi di Indonesia.
Dalam acara yang bertema “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi” itu, Rocky menilai bahwa istilah “reformasi” yang digunakan dalam gerakan 1998 sebetulnya adalah pilihan yang kurang tepat.
Menurut Rocky, istilah “revolusi” lebih mencerminkan kehendak mahasiswa saat itu, namun karena keraguan terhadap perubahan besar-besaran, akhirnya dipilihlah diksi “reformasi total”.
BACA JUGA: Sekretaris Kabinet Bantah Isu “Walk Out” Erdogan Saat Prabowo Berpidato di KTT D-8
Rocky yang dikenal mendukung konsep ekonomi sosialis, juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo pernah menyatakan kesediaannya untuk memimpin dengan gagasan sosialisme dalam sebuah diskusi pribadi mereka beberapa tahun lalu.
“Saya tantang beliau, apakah mau menjadi pemimpin sosialis Indonesia? Jawabannya, ‘Saya bahkan ingin menjadi pemimpin sosialis Asia',” kata Rocky.
Berdasarkan pandangan tersebut, ia melihat reshuffle kabinet sebagai kesempatan strategis bagi Presiden Prabowo untuk mewujudkan agenda ekonomi sosialis yang ia usung.
“Jadi tugas presiden adalah mengganti orang-orang yang tidak berbicara tentang sosialisme, karena itulah makna dari perubahan paradigma baru,” tuturnya.***