TOLAK! TOLAK! TOLAK! Dirut PAM Jaya ”Didemo” Warga Rumah SusunBuntut Kenaikan Tarif Air Bersih 71 Persen

Avatar
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin menjadi narasumber dalam acara Talk Show Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI), Kamis, 6 Februari 2025. (Istimewa)
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Puluhan menyuarakan penolakan terhadap yang ditetapkan PAM Jaya. Mereka mengeluhkan kenaikkan mencapai 71 persen sangat memberatkan.

Sekitar 50 warga rumah susun itu ”menghadang” Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin di depan Auditorium Binakarna, Hotel Bidakara Selatan, usai menjadi narasumber dalam acara Talk Show (P3RSI), Kamis, 6 Februari 2025.

banner 225x100

Dengan membawa spanduk tertuliskan ” Kami Atas Nama Warga Pemilik/, Menolak yang Diberlakukan PAM Jaya”, mereka berteriak, Tolak! Tolak! Tolak!

Arief bersama jajarannya hanya tersenyum sembari meninggalkan kerumunan tanpa penjagaan pihak keamanan. Ia tidak berkomentar apapun terkait hal tersebut.

Salah seorang pemilik sekaligus , Syahrul menyayangkan sikap PAM Jaya yang tidak mau mendengar aspirasi warga rumah susun. Selain itu, dia protes mengapa selama ini rumah susun yang merupakan hunian disamakan tarifnya dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, dan mall.

”PAM Jaya juga jangan pura-pura tidak tahu, bahwa perawatan instalasi air bersih di rumah susun itu kami yang tanggung (pemilik/penghuni). diawal pemasangan instalansi pun dilakukan oleh , sehingga PAM Jaya tidak mengeluarkan dana. Sementara di rumah tapak semua itu biaya dari PAM Jaya,” ungkap Syahrul.

Sementara itu, Dewi pemilik/ yang ikut menyampaikan aspirasinya mengatakan, PAM Jaya jangan mengira orang yang tinggi di rumah susun yang disebutnya apartemen itu pada kelebihan uang, sehingga seenaknya menaikkan tarif air bersih.

Pada tahun 1990-an, kata Dewi, memang image orang tinggal di apartemen adalah orang mampu (kaya), karena harganya memang mahal. Kenyataannya memang sebagian besar dihuni oleh kalangan kelas atas hingga high-end.

Tapi sekarang, seiring masifnya pembangunan Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik) bersubsidi dan rumah rumah susun yang harga terjangkau kalangan menengah, maka image tinggal di rumah susun atau atau apartemen itu tidak otomatis adalah orang kaya. Malah alasan sebagian besar orang yang tinggal di rumah susun, karena biaya hidup lebih murah, praktis, dan dekat dari tempat kerja,” tegas Dewi.

Sebagai informasi, PAM Jaya telah mengumumkan bahwa penerapan tarif baru layanan air minum mulai berlaku pada Januari 2025. Tarif ini diberlakukan PAM Jaya berdasarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI No. 730 Tahun 2024.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) P3RSI, Adjit Lauhatta mengatakan, bahwa kenaikan tarif air bersih PAM Jaya yang mencapai 71 persen, akan membebani warga rumah susun karena rumah susun disebut sebagai apartemen tarif sama dengan gedung bertingkat tinggi komersial, kondominium, dan pusat perbelanjaan sebesar Rp.21.500 per m3.

Menurut Adjit, salah satu permasalahan utama dalam penetapan tarif air bersih adalah penggolongan apartemen dan rumah susun yang disamakan dengan bangunan komersial bertingkat tinggi, seperti kondominium dan pusat perbelanjaan. Padahal, tujuan dan penggunaan kedua jenis bangunan tersebut jelas berbeda.

“Rumah susun yang disebut juga apartemen itukan fungsi dan peruntukkannya adalah hunian apartemen atau rumah susun adalah hunian, sedangkan lainnya untuk komersial. Jadi tidak adil kalau kami disamakan dengan perkantoran dan pusat perdagangan. Kami pun bayar air bersih lebih mahal dibandingkan rumah tipe besar yang ada di Pondok Indah,” kata Adjit. ***

Leave a Reply