NALARNESIA.COM – Kodam XVII/Cenderawasih telah mengirimkan tim untuk menyelidiki kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Chandra Kurniawan, menyampaikan bahwa tim yang dipimpin oleh Dandim 1717/Puncak, Letkol Jonathan Nidio Aprimanda, bertugas untuk menindaklanjuti hasil identifikasi video yang menjadi viral dan sebagai komitmen dalam penegakan hukum terhadap aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum prajurit TNI.
“Data dan barang bukti serta keterangan dari saksi-saksi telah dikumpulkan oleh tim investigasi, termasuk keterangan dan data dari RSUD Ilaga,” kata Letkol Chandra dilansir dari ANTARA, Sabtu, 30 Maret 2024.
Tim investigasi dari Kodam XVII/Cenderawasih telah melakukan sejumlah kegiatan di Distrik Ilaga dan Distrik Gome, Kabupaten Puncak, pada Jumat, 29 Maret 2024 pukul 08.00 WIT.
BACA JUGA: Seorang ASN di Papua Terluka Akibat Serangan Massa di Kantor KPU
Sebelumnya, tim telah memperoleh banyak kemajuan melalui kerja mereka, termasuk data, fakta-fakta, dan keterangan yang diperoleh setelah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Pos Gome, yang diduga menjadi lokasi kejadian kekerasan tersebut.
Kapendam mengonfirmasi bahwa tim akan terus bekerja dalam upaya penegakan hukum terhadap aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh prajurit TNI, dengan berkoordinasi bersama Polres Puncak dan aparat Distrik Gome untuk meminta keterangan dari saksi korban.
Tim juga melakukan pertemuan dengan keluarga saksi korban, yang berlangsung dengan baik dan harmonis, serta berkoordinasi dengan perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) Puncak.
Korban kekerasan yang menjadi viral di media sosial dan diduga melibatkan oknum anggota Yonif 300/Bjw dilaporkan bernama Warinus Murib, yang merupakan anggota KKB di wilayah Puncak dan terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan bersenjata.
BACA JUGA: KontraS Desak Jokowi Setop Semua Operasi Militer di Tanah Papua: Tak Terbukti Bisa Meredam Konflik
Warinus Murib kemudian diserahkan ke Polres Puncak bersama dua rekannya oleh anggota Yonif 300/Bjw, namun karena kondisinya yang memburuk, ia langsung dibawa ke RSUD Ilaga dan meninggal pada bulan Pebruari sebelumnya.
“Mohon doanya agar tim dapat melaksanakan investigasi dengan cepat, lancar dan aman, sehingga kejadian ini terungkap demi keperluan proses penegakan hukum,” kata Kapendam.***