NALARNESIA.COM – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 dirancang dengan fokus pada menjaga stabilitas, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik global.
“Karena itu APBN kita tahun 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, keberlanjutan, dengan kehati-hatian. Kita punya cita-cita yang tinggi tapi kita harus terus melakukan pengendalian ekonomi secara prudent, hati-hati, dan terencana dengan baik,” kata Presiden Prabowo dalam acara penyerahan DIPA dan TKD 2025 serta peluncuran katalog elektronik di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Presiden menjelaskan bahwa rancangan APBN ini melanjutkan kebijakan pemerintah sebelumnya dan disusun dengan pendekatan yang penuh kehati-hatian. Ia juga mengingatkan bahwa dunia sedang menghadapi ketidakpastian geopolitik yang dipicu oleh peperangan serta persaingan ketat antara negara-negara besar, yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
BACA JUGA: Prabowo Menangis di Depan Para Guru Dalam Acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2024
Kepala Negara menekankan pentingnya Indonesia menjaga perdamaian dan stabilitas, yang dianggap sebagai kondisi luar biasa di tengah berbagai tantangan global.
“Bahkan negara-negara yang kita anggap lebih maju dari kita diwarnai oleh upaya darurat militer dan ketegangan-ketegangan lain. Bahkan kita harus waspada bahwa setiap saat bisa muncul kondisi yang lebih parah dari kondisi sekarang,” ujar Presiden.
Presiden meminta agar belanja negara dalam APBN 2025 dilakukan dengan efisiensi dan penghematan di berbagai sektor. Ia juga menyerukan kepada para pimpinan daerah untuk memastikan anggaran negara digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
BACA JUGA: PP Muhammadiyah Undang Presiden Prabowo ke Acara Tanwir di NTT Desember Mendatang
“Kita harus menjamin setiap rupiah uang rakyat sampai ke rakyat yang memerlukan. Kita tidak boleh lagi toleransi terhadap kebocoran, pengeluaran yang boros, hal-hal yang tidak langsung mengatasi kesulitan rakyat, hal-hal yang tidak produktif,” kata Prabowo.
Presiden juga mengimbau agar pengeluaran untuk kegiatan seremonial, peresmian, atau kajian yang tidak mendesak dikurangi, dan anggaran lebih difokuskan pada penyelesaian masalah secara langsung.***