NALARNESIA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa 15 korban banjir bandang yang melanda area tambang emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Sebanyak 15 jenazah ditemukan bertahap dari Minggu (18/5) hingga Rabu (21/5). Delapan di antaranya telah berhasil diidentifikasi, sementara tujuh lainnya masih menunggu proses identifikasi,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa saat ini masih ada empat orang yang belum ditemukan, dan pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI/Polri, serta warga setempat.
Banjir bandang tersebut dilaporkan terjadi pada pukul 21.00 WIT, setelah hujan lebat mengguyur kawasan Pegunungan Arfak selama hampir tujuh jam. Air bah yang datang menghanyutkan tenda-tenda dan perlengkapan milik para penambang emas.
BACA JUGA: BNPB Bangun Jembatan Darurat untuk Pulihkan Akses di Sukabumi Pasca-Bencana
Satu dari korban yang sempat dikabarkan hilang, Erik (25), ditemukan selamat di Kampung Kenyum dalam keadaan baik. Namun, pencarian korban lain terus dihadapkan pada berbagai hambatan di lapangan.
“Medan yang sulit, derasnya arus sungai, kondisi cuaca yang tidak stabil, serta kurangnya alat dan jaringan komunikasi menjadi tantangan besar dalam evakuasi. Cuaca dingin ekstrem di malam hari juga menguras tenaga para petugas,” jelas Abdul.
BNPB mencatat beberapa kebutuhan mendesak di lokasi bencana antara lain alat komunikasi dan penerangan, logistik untuk tim di lapangan, APD, perlengkapan tidur, kendaraan operasional, ambulans jenazah, bahan bakar, serta alat berat untuk menjangkau daerah sulit.
“Pemerintah daerah terus bersinergi dengan semua pihak terkait guna memastikan pencarian dan evakuasi berjalan dengan maksimal,” tegasnya.
BACA JUGA: Dua Korban Longsor di Trenggalek Berhasil Ditemukan Tim SAR
Abdul juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi maupun gambar korban yang belum terverifikasi, serta diminta turut membantu dengan menyediakan data atau akses yang diperlukan selama proses pencarian.***