Meski begitu, Harris juga menampilkan beberapa kelemahan, termasuk sikap pro-perangnya dan kebijakan yang mirip dengan Biden, kata para ahli.
Lazare menambahkan bahwa Trump berhasil menyerang Harris terkait hubungannya dengan Biden dan kemampuannya untuk mewujudkan janji-janjinya.
Kuzmarov menyoroti bahwa Harris menunjukkan dukungannya terhadap kebijakan perang Biden, sementara Trump mengangkat isu mengenai tingginya korban dalam konflik tersebut, dengan Harris dinilai kurang menunjukkan empati.
BACA JUGA: Mantan Presiden AS, Donald Trump Dinyatakan Bersalah atas Kasus Uang Tutup Mulut
Analis keuangan Alex Krainer berpendapat bahwa meskipun Harris tampak percaya diri, sikapnya kurang autentik.
Menurutnya, debat ini mengungkapkan bahwa kedua kandidat memiliki keterbatasan dalam kapasitas kepemimpinan nasional, yang bisa menimbulkan kekhawatiran.
Debat antara Trump dan Harris yang berlangsung pada 10 September 2024 adalah debat pertama mereka dalam Pilpres AS 2024, dengan jumlah penonton mencapai 67 juta orang, jauh lebih banyak dibandingkan debat Trump dan Biden yang ditonton 51,3 juta orang pada Juni lalu.***