NALARNESIA.COM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengimbau para guru untuk tidak hanya fokus pada proses belajar-mengajar, tetapi juga memperhatikan kondisi siswa sebagai upaya menekan angka bunuh diri dan stres di kalangan remaja.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan baru dari kementeriannya mewajibkan guru untuk tidak hanya mengajar sesuai bidang studi, melainkan juga memberikan layanan bimbingan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab utama guru bimbingan dan konseling (BK).
“Selama ini ada banyak persoalan peserta didik yang kurang mendapat perhatian, salah satunya karena kesibukan guru. Dengan kebijakan baru ini, guru tidak hanya wajib mengajar sesuai bidang studi, tetapi juga harus memberikan layanan bimbingan,” ujar Abdul Mu'ti saat menghadiri pertemuan dengan Organisasi Penyelenggara Pendidikan di Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2024.
Ia menambahkan bahwa kementeriannya juga memperkuat pendidikan karakter di sekolah dengan menyediakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kapasitas dalam layanan bimbingan dan konseling.
BACA JUGA: Menjaga Tubuh Tetap Aktif Dapat Hindari Pikiran Untuk Bunuh Diri
Mu'ti berharap langkah ini dapat membantu menangani berbagai masalah akademik, psikologis, dan mental siswa secara lebih luas, sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab guru BK. Hal ini, menurutnya, juga bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih terbuka dalam berbagi masalah yang mereka alami.
“Dengan peran guru sebagai pembimbing, layanan konseling terkait masalah mental, psikologis, dan akademik akan lebih efektif,” tambahnya.
Sementara itu, pada Kamis, 14 November 2024 komunitas pencegahan bunuh diri Into The Light Indonesia melaporkan adanya 826 kasus bunuh diri yang tercatat sepanjang 2024.
Namun, menurut Konselor Satgas Pencegahan Primer Into The Light, Rizky Iskandar Sopian, jumlah tersebut diperkirakan jauh lebih kecil dibandingkan angka sebenarnya.
BACA JUGA: Pelajar Dari 46 Sekolah di Jakpus Belajar Di Rumah Untuk Kelancaran Kedatangan Paus
“Setahun ini data menunjukkan 826 kasus bunuh diri. Tapi ini seperti fenomena gunung es; apa yang terlihat lebih sedikit daripada kenyataan,” ujarnya.
Rizky juga mengungkapkan bahwa kasus bunuh diri banyak terjadi di kalangan pelajar dengan berbagai penyebab, termasuk perundungan atau bullying.***