NALARNESIA.COM – Profesor Psikologi dari Reed College, Paul Currie, mengatakan bahwa puasa selama Bulan Ramadhan dapat menjadi tantangan, terutama di kondisi cuaca panas.
Cuaca panas dapat mendorong seseorang untuk makan makanan berlemak dan minuman manis dingin, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti panas dalam dan infeksi saluran pencernaan.
Hal ini juga dapat membuat kadar gula darah turun, yang dapat memicu pembebanan hormon kortisol dan adrenalin. Hal ini dapat membuat kita merasa stres dan mengalami perubahan emosional.
Untuk mengatasi tantangan ini, Currie memberikan tiga kiat yang dapat membantu: pertama, melawan hati yang panas dengan berolahraga ringan untuk menjaga stabilitas emosi; kedua, menggunakan pakaian dari bahan katun dan melindungi diri dari sinar matahari langsung; ketiga, mengelola panas dalam dengan memperhatikan konsumsi makanan selama bulan puasa, termasuk memilih makanan yang tepat untuk sahur dan berbuka.
BACA JUGA:
Selain itu, Currie juga menyarikan berbagai aktivitas ibadah sebagai cara untuk mengatasi ketegangan dan menjaga kesehatan mental selama Bulan Ramadhan. Hal ini termasuk membaca Al-Qur'an, sholat, atau berzikir. Dengan mengikuti kiat ini, kita dapat menghadiri fasting dengan baik dan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.
“Sementara untuk menu berbuka dianjurkan membuka dengan minum segelas air putih dan kurma yang mengandung serat dan gula alami, sehingga dapat mengembalikan energi tubuh setelah berpuasa, baru setelahnya dilanjutkan dengan makanan yang lebih berat,” begitu saran dia.***