NALARNESIA.COM – Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, dr. Ihsan Panji Santiko, Sp.PD, menyatakan bahwa konsumsi pepaya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol setelah mengonsumsi makanan berlemak.
“Pepaya mengandung enzim papain dapat membantu memecah lemak di dalam usus,” ujar dia dalam acara daring bertema “Sehat Setelah Lebaran Qurban: Tips Kontrol Kolesterol” yang diadakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.
Selain pepaya, nanas juga memiliki manfaat serupa dalam memecah lemak di usus.
Menurut Ihsan, sayuran juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol, terutama bagi mereka yang belum memiliki riwayat kolesterol tinggi.
BACA JUGA: Kadar Kolesterol Tinggi Dalam ASI Ibu Mampu Menjaga Kesehatan Bayi
Jenis sayuran yang dianjurkan termasuk sayuran hijau, berbagai jenis kacang seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai, serta biji-bijian.
Ihsan juga menekankan bahwa upaya menurunkan kolesterol jahat tidak hanya dilakukan melalui konsumsi makanan, terutama serat dari sayur dan buah, tetapi juga dengan berolahraga.
“Perhatikan menu makanan setelah satu hari cheat on diet (melanggar diet). Kembali ke pola makan sehat, hindari makanan tinggi lemak, perbanyak asupan serat dari sayur dan buah-buahan,” kata dia.
Kementerian Kesehatan menyarankan agar masyarakat melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu atau 30 menit per hari selama lima hari dalam seminggu.
BACA JUGA: Gak Cuma Bikin Darah Tinggi, Daging Sapi dan Kambing juga Bisa Penuhi Kebutuhan Protein
Ihsan menambahkan bahwa pemeriksaan kolesterol total bisa dilakukan secara mandiri dengan menggunakan alat yang mengambil sampel darah dari ujung jari. Sebelum melakukan tes, seseorang perlu berpuasa selama 10-12 jam.
Untuk mendapatkan hasil kolesterol yang lengkap, masyarakat perlu mengunjungi laboratorium atau fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
“Selain asupan serat dari sayur dan buah, perhatikan asupan garam agar tidak berlebihan (dalam sehari 2.300 mg atau 2 gram), jangan lupa berolahraga,” ujar Ihsan.
Kadar kolesterol total dianggap berbahaya jika melebihi 240 mg/dL, sedangkan kolesterol jahat (LDL) berbahaya jika angkanya lebih dari 160 mg/dL.***