“BRICS adalah pilar untuk mewujudkan dunia multipolar yang setara dan teratur serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan menguntungkan secara universal,” tambahnya.
KTT ke-16 BRICS, menurutnya, adalah yang pertama setelah perluasan pada 2023 dan memiliki signifikansi besar untuk kemajuan kerja sama BRICS yang lebih luas.
“China sangat mengapresiasi upaya Rusia sebagai Ketua BRICS. Saya berharap dapat melakukan diskusi mendalam dengan Presiden Putin dan para pemimpin negara lainnya tentang pengembangan mekanisme BRICS di masa mendatang untuk membangun konsensus di antara para pihak, mengirim pesan positif tentang solidaritas dan kerja sama, dan memajukan koordinasi strategis serta kerja sama praktis antara negara-negara BRICS di berbagai bidang,” jelas Presiden Xi.
Dia berharap BRICS dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi negara-negara “Global South” dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
BACA JUGA: Menlu RI Himbau China Untuk Jaga Stabilitas Sekaligus Perdamaian Indo-Pasifik
BRICS adalah kemitraan strategis multidisiplin yang berdiri di atas tiga pilar: politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta budaya dan hubungan kemanusiaan.
Didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011, akronim BRICS diambil dari huruf pertama negara-negara tersebut. Kelompok ini kini telah berkembang untuk mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang bergabung pada Desember 2023, meskipun tetap menggunakan nama BRICS.
Secara keseluruhan, populasi negara-negara anggota BRICS mencakup 43 persen populasi dunia dan nilai perdagangannya mencapai 16 persen dari perdagangan global. BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global dan mencakup seperlima dari perdagangan global.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Hari Ini
Selain perekonomian, kelompok ini juga membahas berbagai isu regional, seperti konflik di Libya, Suriah, dan Afghanistan, serta program nuklir Iran antara 2009-2016.
Kepresidenan BRICS Rusia berfokus pada penguatan multilateralisme untuk pembangunan dan keamanan global yang adil, dan Rusia telah menyelenggarakan lebih dari 200 acara politik, ekonomi, dan sosial sebagai bagian dari kepresidenan ini.***