Selain upacara bendera, tradisi dan adat-adat yang menghiasi perayaan kemerdekaan juga memiliki peran penting. Perayaan semacam ini dapat menjadi momen yang berharga untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dan menanamkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme kepada generasi muda. Pengajian, ceramah kebangsaan, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya dapat menjadi bagian integral dari perayaan kemerdekaan, asalkan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan norma sosial.
Selain itu, menjaga arah perayaan kemerdekaan agar tidak melenceng dari nilai-nilai yang seharusnya perlu ditegakkan. Rasulullah Saw telah memberikan peringatan agar kita menjauhi perbuatan sia-sia.
Dalam hadis disebutkan: “Dari Abu Hurairah ra (diriwayatkan), ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya di antara ciri baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna (sia-sia) [HR. Ibnu Hibban, Syu'aib al-Arna'uth menilai hadis ini hasan lighairih].
BACA JUGA: Pentingnya Perkuat Fondasi Literasi Keluarga Perpusnas Sebut Tiga Pilar ini
Oleh karena itu, perlu adanya filter yang cermat dalam memilih dan menyelenggarakan acara-acara perayaan. Perilaku israf (berlebih-lebihan) dan mubazir (pemborosan) harus dihindari, agar makna kemerdekaan tetap suci dan murni.
Dengan demikian, perayaan kemerdekaan tidak boleh diisi dengan sesuatu yang dilarang Agama. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” [QS. al-Maidah (5): 90]. (Sumber: Muhammadiyah.or.id)
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Menjelaskan betapa pentingnya menjalankan perayaan kemerdekaan dengan cara yang edukatif, bermanfaat, dan sesuai dengan nilai-nilai agama serta norma sosial.
BACA JUGA: Praperadilan Firli Bahuri Ditolak, Polda Metro Siapkan Langkah Lanjutan