Empat Maskapai Penerbangan Batalkan Penerbangan ke Labuan Bajo Dampak Letusan Gunung Lewotobi

Avatar
Suasana kedatangan penumpang di Bandara Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA/Gecio Viana/pri.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Empat maskapai penerbangan membatalkan penerbangan dari sejumlah wilayah menuju , Kabupaten Manggarai Barat, demi keselamatan penerbangan menyusul di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Dari siang sampai sore dibatalkan,” ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo , Ceppy Triono, yang dihubungi di pada Senin, 4 November 2024.

banner 225x100

Ceppy menambahkan bahwa pengecekan kondisi penerbangan telah dilakukan melalui koordinasi dengan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV serta para kepala bandara di Provinsi NTT dan (). Ia menjelaskan bahwa tes kertas (paper test) telah dilakukan untuk memastikan penerbangan aman dari ancaman sebaran Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Tadi sampai jam dua siang kami masih melakukan paper test, hasilnya negatif, tidak ada [], dan memang di satelit cuaca seluruh Pulau Flores kena sampai ke Timor sebagian. Tetapi ketika itu kami sampaikan ke airlines dan airlines dengan alasan keselamatan penerbangan memilih untuk membatalkan penerbangannya ke Labuan Bajo,” jelas Ceppy.

BACA JUGA: Citilink Kembali Beroperasi Untuk Penerbangan Jakarta-Lampung, Setelah Sebelumnya Berhenti Karena Pandemi

Ia juga mengungkapkan bahwa belum dapat dipastikan kapan aktivitas penerbangan akan kembali normal di Bandara Komodo, yang berstatus bandara internasional. Otoritas bandara akan terus melakukan pengecekan secara berkala, mengingat seluruh bandara di Pulau Flores terdampak erupsi tersebut.

“Karena dampak erupsi cukup luas dan angin belakangan ini kencang sekali, ini sudah menyebar ke mana-mana, jadi bandara-bandara di wilayah Flores pasti akan terdampak semuanya,” kata Ceppy.

Pemantauan cuaca terus dilakukan melalui satelit Himawari dan satelit cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan Citra Satelit Himawari BMKG pada pukul 15:00 WITA, sebaran abu vulkanik masih meliputi ruang udara Manggarai Barat.

“Berdasarkan berita SIGMET, diprakirakan sebaran abu vulkanik bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20-25 knot pada ketinggian 10.000 feet dan 28.000 feet. Pada ketinggian 35.000 feet bergerak ke timur laut dengan kecepatan 5 knot, dan pada ketinggian 40.000 feet bergerak ke tenggara dengan kecepatan 20 knot dengan intensitas meningkat,” kata Maria.

BACA JUGA: Gunung Raung Semburkan Abu Vulkanik, Pemprov Sulut Bagikan Masker Ke Warga

“Dari peta sebaran abu vulkanik yang ada, terkonfirmasi bahwa beberapa bandara, termasuk Bandara Komodo, terdampak oleh sore ini,” tambahnya.

BMKG, melalui Meteorological Watch Office (MWO), memberikan layanan informasi terkait pergerakan sebaran abu vulkanik dengan menggunakan SIGMET (WV Sigmet) yang menginformasikan arah dan ketinggian pergerakan abu vulkanik di ruang udara yang menjadi tanggung jawabnya.

Maria juga menegaskan bahwa BMKG wajib melaporkan sebaran abu vulkanik karena informasi meteorologi merupakan elemen kunci dalam penanganan abu vulkanik untuk mencegah kecelakaan dan insiden penerbangan yang dapat disebabkan oleh awan dan partikel abu vulkanik. Debu vulkanik dapat mengganggu operasi penerbangan, baik saat proses take off, landing, maupun dalam penerbangan di udara.***

Leave a Reply