NALARNESIA.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Rabu mengecam PBB karena dianggap gagal menghentikan kekerasan di Kota Rafah, Jalur Gaza.
“Apa gunanya PBB jika tidak sanggup menghentikan genosida?” kata Erdogan di depan parlemen Turki, seraya menyinggung “nasib dunia” yang disebutnya berada di tangan lima negara.
“PBB bahkan tidak mampu melindungi staf mereka sendiri. Semangat PBB sudah padam,” lanjutnya.
Dia juga menyoroti bahwa lebih dari tiga perempat dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara.
BACA JUGA: Genosida di Palestina, Netanyahu Dianggap Membuat Iri Hitler Karena Metode Genosidanya
“Keputusan 147 negara tidak bisa diserahkan pada lima negara; 147 lebih banyak daripada lima,” kata Erdogan, merujuk pada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.
Dia juga mengkritik negara-negara Muslim yang dinilainya kurang bertindak dan dan mengatakan bahwa tidak ada negara yang aman kecuali “Israel berada di bawah kendali hukum internasional.”
“Tindakan barbar ini harus segera dihentikan oleh aliansi kemanusiaan sebelum menjadi tak terkendali,” tambahnya.
Erdogan menyatakan bahwa negaranya juga merasa terancam karena “kebiadaban” Israel tidak hanya terjadi di Gaza, dan menyebut Israel sebagai “ancaman bagi kemanusiaan dan perdamaian dunia”.
BACA JUGA: Erdogan: Amerika Serikat Punya Tanggung Jawab Hentikan Israel di Gaza
Pada hari Selasa, tiga negara Eropa –Norwegia, Irlandia, dan Spanyol– secara resmi mengakui Palestina sebagai negara. Sebelumnya, sembilan negara anggota Uni Eropa juga telah mengambil langkah serupa.
Delapan negara lainnya –Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hungaria, Malta, Polandia, Rumania, dan Slovakia– telah mengakui Palestina sejak 1988 sebelum bergabung dengan Uni Eropa, sementara Swedia melakukannya pada 2014.***