Bahkan sempat muncul sebuah narasi bahwa Gibran tidak memiliki adab dan etika. Hal itu disangkal oleh Nusron.
Menurutnya, apabila Gibran memang demikian, maka tidak mungkin setelah debat usai ia bersalaman dan mencium tangan kedua lawan debatnya tersebut.
“Buktinya, begitu selesai debat begitu sengit, salaman dan cium tangan baik cium tangan pak Mahfud maupun cium tangan kepada Pak Muhaimin,” jelas Nusron.
BACA JUGA: Komentari Debat Cawapres Semalam, Anies Baswedan: Yang Disampaikan Cak Imin Itu Daging
Lebih lanjut, Nusron mengatakan bahwa sebuah debat tidak melulu harus kaku dan monoton. Melainkan bisa juga menjadi hiburan bagi masyarakat yang menonton.
“Debat presiden itu bukan sesuatu yang kaku, bukan sesuatu yang monoton. Tetapi bisa atraktif, bisa rileks, tanpa harus serang pribadi,” kata Nusron.***