NALARNESIA.COM – Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu malam, 7 Juli 2024, setelah koalisi partainya, Ensemble, gagal meraih kemenangan mayoritas dalam putaran kedua pemilu parlemen yang dipercepat.
“Malam ini formasi politik yang saya wakili dalam kampanye ini tidak memiliki mayoritas, saya akan mengajukan pengunduran diri saya kepada presiden besok pagi,” kata Attal.
Attal menyatakan bahwa “tidak ada yang ekstrem” yang berhasil mendapatkan kursi mayoritas untuk menjalankan pemerintahan Prancis, mengacu pada jumlah kursi yang diperoleh oleh partai sayap kanan Rassemblement National (RN) dan aliansi sayap kiri Nouveau Front populaire (NFP) yang mencapai mayoritas untuk memerintah negara tersebut.
BACA JUGA: Menkominfo Diminta Mundur, Ini Tanggapan Jokowi
Menurut proyeksi terbaru dari perusahaan survei Ifop, NFP diperkirakan akan memenangkan 180 hingga 205 kursi di majelis rendah parlemen, yaitu Majelis Nasional. Aliansi sentris Ensemble, yang didukung oleh Presiden Macron, berada di peringkat kedua dengan kemungkinan memperoleh 164 hingga 174 kursi, sementara RN yang dipimpin oleh Marine Le Pen diperkirakan akan mendapatkan 130 hingga 145 kursi.
Majelis Nasional memiliki total 577 kursi dan tidak satu pun dari tiga blok utama tersebut diproyeksikan akan memperoleh mayoritas absolut dengan 289 kursi.
Pemilu putaran pertama yang dilaksanakan pada 30 Juni menghasilkan 76 calon terpilih tanpa perlu putaran kedua. RN memperoleh 29,26 persen suara (37 kursi), angka yang meningkat hingga lebih dari 33 persen jika digabungkan dengan sekutu-sekutunya. NFP mendapat 28,06 persen (32 kursi), sementara Ensemble menempati posisi ketiga dengan sedikit di atas 20,04 persen (dua kursi).
BACA JUGA: Komisi II DPR RI Akan Panggil KPU dan Lembaga Terkait Untuk Rapart Evaluasi Pemilu 2024
Presiden Macron membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu dini setelah RN meraih lebih dari 31 persen suara dalam pemilu Parlemen Eropa pada 9 Juni, mengalahkan blok sentris yang dipimpinnya.***