NALARNESIA.COM – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, mengungkapkan bahwa progres pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) fase 2 dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Stasiun Kota telah mencapai 49 persen.
“Saat ini perjalanan Bundaran HI sampai dengan Kota itu enam kilometer pertama telah berlangsung dengan rata-rata progres sekitar 49 persen,” ujar Tuhiyat dalam acara GRC Series 2025 di Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa terowongan (tunnel) sudah saling terhubung dan saat ini pekerjaan konstruksi tengah berfokus pada rute antara Harmoni hingga Mangga Besar.
BACA JUGA: Malam Tahun Baru 2025, MRT Jakarta Terapkan Tarif Rp1 dan Jam Operasional Khusus
“Tahun depan, di posisi Agustus atau September sudah terhubung semua sampai dengan Kota,” katanya.
Pembangunan MRT fase 2 mencakup total panjang sekitar 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol Barat. Proyek ini merupakan kelanjutan dari koridor utara–selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019, menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran HI.
Dengan selesainya fase 2, jalur utara–selatan MRT akan membentang sepanjang 27,8 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari Stasiun Lebak Bulus Grab ke Stasiun Kota.
Fase ini terbagi menjadi dua bagian: fase 2A dan fase 2B. Fase 2A mencakup tujuh stasiun bawah tanah, yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
BACA JUGA: GoPay Kembali Hadir di Aplikasi MyMRTJ, Permudah Pembayaran Tiket MRT Jakarta
Sementara itu, fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah di Mangga Dua dan Ancol serta satu depo yang berlokasi di Ancol Marina.
“Fase 2 berlangsung. Selanjutnya dari Kota kami lanjutkan ke Ancol Marina, sekitar hampir enam kilometer. Posisi saat ini dalam proses memantapkan studi kaitannya dengan pelaksanaan pengadaan depo yang akan diadakan di ujung di Ancol Marina,” jelas Tuhiyat.
Ia juga menyampaikan bahwa proyek ini menghadapi berbagai tantangan, seperti keberadaan utilitas bawah tanah, cagar budaya, hingga persoalan pengadaan lahan. Meski demikian, pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan pemangku kepentingan guna mengatasi hambatan yang ada.***