Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Jawa Tengah Terendam Banjir

Avatar
ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww/aa.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi melaporkan bahwa ribuan hektare lahan pertanian di beberapa kabupaten menghadapi risiko karena yang melanda area persawahan.

Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto mengungkapkan bahwa lahan pertanian yang terendam terletak di Kabupaten , Demak, , Jepara, dan Pati.

banner 225x100

Data terbaru per 15 Maret 2024 mencatat bahwa sekitar 4.381 hektare lahan tanaman padi di Kabupaten Grobogan terkena dampak dengan tanaman berusia 5-100 hari setelah tanam (HST).

“Lahan jagung seluas 152 ha juga terdampak banjir di Grobogan. Komoditas bawang merah juga. Lahan yang terkena banjir seluas 84 ha,” katanya.

BACA JUGA: Pemerintah DKI Bantah Banjir di Jakarta Disebabkan Sumur Resapan Ditutup

Di Demak, ada sekitar 162 hektare lahan padi yang terendam banjir dengan tanaman berusia 10-90 HST, serta 765,76 hektare lahan bawang merah yang terdampak banjir.

Kabupaten juga mengalami dampak serius, dengan sekitar 2.776 hektare lahan padi yang terendam banjir, dimana tanaman berusia 10 hingga 90 HST, dan juga komoditas lain seperti melon dan cabai.

“Ada 63 hektare lahan tanaman melon dan empat ha lahan cabai yang terdampak (banjir) di ,” katanya.

Sementara itu, di Jepara, sekitar 1.989 hektare lahan padi tergenang banjir dengan tanaman berusia 30 hingga 80 HST.

BACA JUGA: 34 Ruas Jalan di Jakarta Tergenang Banjir Pada Kamis Pagi

Namun, situasi terparah terjadi di Pati, dimana sekitar 6.961,4 hektare lahan padi terendam banjir. Supriyanto mengingatkan bahwa data ini masih bisa berubah karena banjir belum surut di wilayah tersebut, sehingga dampak sebenarnya terhadap kerusakan lahan belum dapat dipastikan.

“Di Pati ada 6.961,4 ha lahan padi yang terdampak dengan umur padi 10-80 HST. Ada juga lahan jagung dengan luas 153,1 ha tergenang di Pati,” katanya.

Intensitas hujan yang tinggi disebut sebagai salah satu penyebab utama banjir yang merusak lahan pertanian di pesisir utara .

“Selain itu, ada sungai yang tidak bisa menampung air dan tanggul Sungai Lusi jebol lagi. Kami masih melakukan pendataan dan fasilitasi sarana penanganan banjir,” pungkasnya.***