NALARNESIA.COM – Senat Keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila (KMUP) mengecam dan menuntut agar rektor Edie Toet Hendratno dinonaktifkan dari jabatannya sebagai respons terhadap dugaan pelecehan seksual yang menimpanya di lingkungan Universitas Pancasila (UP).
“Mendesak dan menuntut satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) untuk menonaktifkan sementara rektor UP dari jabatannya selama berjalannya proses hukum,” tulis Senat KUMP di akun Instagram resminya pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Tuntutan tersebut tidak dilakukan tanpa alasan, karena menurut Senat, langkah tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri (permen) yang sudah diakui dan ditetapkan. Edie Toet Hendratno disebut melakukan pelecehan seksual kepada bawahannya yang berinisial RZ.
“Sesuai amanat peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia nomor 30 tahun 2021,” tulisnya.
BACA JUGA: Mahasiswa Univ Pancasila Kecewa Dengan Rektor yang Diduga Melakukan Pelecehan Seksual
Pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga ikut melakukan investigasi terkait kasus dugaan pelecehan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila (UP).
“Berdasar laporan masyarakat, kasus tersebut sudah ditangani inspektorat jenderal,” kata Nizam kepada wartawan, Minggu, 25 Februari 2024.
Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam, menyebut bahwa investigasi sedang berlangsung oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbudristek tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), yang melibatkan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi dan badan penyelenggara perguruan tinggi.
Mahasiswa di Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Difty bahkan merasa kecewa terhadap kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Menurutnya, individu yang menduduki jabatan tertinggi di kampus seharusnya memberikan teladan yang baik.
“Aku pribadi sebenernya sangat menyayangkan sih apalagi ini pelakunya dari orang yg megang jabatan tertinggi di satu universitas yang sudah seharusnya kan menjadi contoh,” kata Difty saat ditemui Suara.com di kantin Universitas Pancasila pada Senin , 26 Februari 2024.***