NALARNESIA.COM – Seorang pedagang beras di pasar Ciracas, Sarno mengaku tidak habis pikir dengan harga beras yang melonjak sangat tinggi.
“Memang keterlaluan bgt si, beras itu ngelonjaknya gak kira2,” kata Sarno saat ditemui di lapak dagangannya di Pasar Ciracas, Jakarta Timur pada Selasa, 20 Februari 2024.
Imbas dari harga beras yang melambung tinggi itu, Sarno mengaku jumlah konsumen saat ini menurun. Ia menyebutkan penurunan jumlah konsumen ini telah terjadi sejak beberapa waktu lalu.
“Jelas menurun, jauh lah menurunnya, dah lama dah berapa bulan,” ujar Sarno.
BACA JUGA: Pedagang Beras di Pasar Ciracas Keluhkan Harga yang Melonjak Tak Masuk Akal
Alhasil, kebanyakan warga memilih untuk membeli beras impor dengan harga yang pling murah di tokonya. Beras yang dimaksud adalah beras impor daru Thailand.
“Paling murah beras Thailand yaa impor, beras impor semua skrg, seliter 13 ribu,” tandas Sarno.
“Mau gamau (warga) belinya ini (beras impor Thailand) agak pera,” sambungnya.
Sarno juga mengatakan bahwa dirinya saat ini tengah berusaha untuk mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau dari Bulog. Namun, seringkali ia tidak bisa mendapatkan beras yang diinginkan.
BACA JUGA: Demo Depan Kantor Bawaslu Bikin Macet, Demonstran: Kita Mengawal Demokrasi
“Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) dari Bulog itu harganya 10.800 sedangkan saya dapat 14.000 lebih,” ujarnya.
Dirinya menginginkan harga beras dari Bulog yang sesuai Harga Eceran Tetap (HET) dari pemerintah. Akan tetapi dirinya justru seringkali mendapatkan harga yang tidak sesuai dengan HET.
“Kadang SPHP susah dapetnya, saya sudah ngajuin berapa kali ga pernah dapet, sekarang bukan SPHP, jadi istilahnya komersil kita kepingin jual itu ya dengan harga komersil, bukan harga HET pemerintah, ini saya lagi ngajuin ke Bulog permintaan barang (beras) ke Bulog,” jelasnya.***