NALARNESIA.COM – Seorang kuli panggul di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jum (45) mengaku kesulitan dalam mencari pekerjaan lain. Dirinya tetap bertahan meski dibayar hanya 15 ribu per satu ton beras yang ia angkut.
Jum bekerja di salah satu agen beras di Pasar Induk Cipinang, ia merasa sulit untuk keluar dari pekerjaannya saat ini. Di usianya yang sudah berkepala empat, mencari pekerjaan tetap tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Maka dari itu, Jum memilih untuk bekerja serabutan. Mulai dari kuli panggul beras hingga kuli bangunan di kampungnya.
“Susah gaada lagi, tapi kalo di kampung kalo ada yg nyuruh kita apa aja (kita kerjain) kadang-kadang (kuli) bangunan, tapi itu juga jarang,” kata dia kepada Suara.com di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur pada Selasa, 20 Februari 2024.
BACA JUGA: Pedagang Beras di Pasar Ciracas Keluhkan Harga yang Melonjak Tak Masuk Akal
Jum sudah bekerja sebagai kuli panggul beras selama 30 tahun. Anak dan istrinya tinggal di kampungnya di Bogor.
“(Anak istri) di kampung di Bogor, (saya) disini udah 30 tahun lebih,” ujarnya.
Jum mengaku dirinya hanya mendapatkan upah sebesar 15 ribu. Upah tersebut didapatkannya setelah mengangkut berasa sebanyak 1 ton atau setara 20 karung beras.
“Per ton 15 ribu, gak sama (tiap tokonya) tergantung bosnya,” katanya.
BACA JUGA: Harga Beras Melonjak, Pedagang: Makan Gratis Nomor Sekian
Meski begitu, beberapa kawan Jum di toko lain ada yang diberi upah 20 ribu per ton.
Pendapatan Jum dalam satu hari tidak menentu, jika ramai dirinya bisa mengangkat karung beras sampai 5 ton. Begitupun sebaliknya, apabila sepi dirinya tidak mendapatkan upah apapun selain uang makan dari bosnya.***