Dokter Beberkan Pentingnya Sarapan Kaya Karbohirat untuk Metabolisme Tubuh

Avatar
Ilustrasi makanan kaya karbohidrat. (Pixabay/Courage Agamah)
banner 468x60

NALARNESIA.COM penyakit dalam, dr. Rudy Kurniawan Sp.PD Dip.TH, MM, MARS, menjelaskan bahwa penting untuk mempersiapkan metabolisme tubuh.

“Justru kalau pagi diharapkan makan yang starchy, yang kayak tepung, karbohidrat tetap harus ada, karena itu adalah jarak paling panjang di terakhir kita makan,” kata Rudy dalam diskusi kesehatan bersama Nutrifood di , Rabu, 31 Juli 2024.

banner 225x100

Menurut dokter lulusan Universitas Indonesia ini, sarapan adalah makanan pertama setelah jeda panjang dari makan terakhir pada malam hari. Jeda yang bisa mencapai 12 jam ini membuat tubuh membutuhkan energi agar sistem metabolisme dapat kembali berfungsi dengan baik. Sarapan sebaiknya mengikuti pedoman yaitu prinsip Isi Piringku.

“Jadi tetap karbohidratnya ada, ada, lemaknya juga ada. Pilih lemak yang lebih sehat lah terutama,” katanya.

BACA JUGA: 5 Buah yang Penting untuk Menemani Diet, Dijamin Langsing

Dr. Rudy menambahkan bahwa meskipun asupan , garam, dan lemak diperlukan, konsumsinya harus tetap dalam batas wajar. Asupan tersebut bisa disertakan dalam sesi camilan antara sarapan dan makan siang atau makan siang dan malam.

“Snack ada yang menyarankan 2 kali ya, jeda di antara makan pagi ke siang, dan siang ke malam. Paling aman sih buah ya. Atau ya boleh lah, makan makanan lain yang relatif lebih sehat, kue-kue, misalkan gandum utuh, sesuatu yang tidak terlalu manis,” katanya.

Karbohidrat juga penting bagi orang yang rutin berolahraga. Ia menyarankan agar tetap aktif bergerak untuk mencegah karbohidrat menjadi yang disimpan sebagai lemak. Karbohidrat yang tidak terbakar dengan baik dapat berubah menjadi lemak dan berlebih dalam tubuh, yang berisiko menyebabkan penyakit metabolik seperti .

“Mulai dari gemuknya, kemudian dari males gerak, sehingga ototnya tidak terbangun dengan baik, lemaknya lebih dominan, itu meningkatkan stres oksidatif, ada jalur-jalur metabolisme yang terganggu, akhirnya jadi resistensi insulin, akhirnya leading ke diabetes,” jelas Rudy.

BACA JUGA: Gak Cuma Bikin Darah Tinggi, Daging Sapi dan Kambing juga Bisa Penuhi Kebutuhan Protein

Dr. Rudy juga mencatat bahwa banyak orang berusia 20 tahun yang sudah mengidap diabetes tipe 2 akibat sedentari dan konsumsi nasi yang berlebihan.***

Leave a Reply