Dokter Jiwa Sebut Ide Mengakhiri Hidup Sering Hinggapi Para Remaja

Avatar
Ilustrasi percobaan gantung/bunuh diri. (Pixabay)
banner 468x60

NALARNESIA.COM RS Marzoeki Mahdi, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ, mengungkapkan bahwa ide untuk mengakhiri hidup dapat terdeteksi pada , berdasarkan hasil studi yang dilakukan.

“Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di . Yang berisiko adalah 13,8 persen dari 910 (125),” kata Nova dalam forum diskusi Denpasar 12 secara daring di , Rabu, 31 Juli 2024.

banner 225x100

Nova menjelaskan bahwa sering kali cenderung mengambil risiko dan merasa mampu melakukan segala hal. Pada usia ini, kematian tampaknya masih jauh dan sering kali menyebabkan mereka membuat keputusan yang ceroboh. Pikiran mereka juga cenderung abstrak.

BACA JUGA: Seorang Remaja Diduga Dibacok Anggota Ormas, Picu Pertikaian Antara 2 Kelompok Ormas di TB Simatupang

“Ketika itu ada terdeteksi, risikonya 5,39 kali lebih besar untuk mempunyai ide bunuh diri dibandingkan yang tidak,” kata Nova.

Dia menambahkan bahwa ketahanan mental remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perasaan kesepian, ketiadaan harapan, perasaan menjadi beban, dan keinginan untuk merasa terhubung dengan sesuatu.

Pada tahun 2021, Nova melakukan studi dengan sampel sebanyak 2.181 mahasiswa dari satu di . Hasil studi menunjukkan bahwa ide bunuh diri terdeteksi pada 49,1 persen dari sampel tersebut, yaitu sekitar 1.070 orang.

BACA JUGA: Dua Remaja Hendak Tawuran Bersenjatakan Panah dan Celurit, Berhasil Diamankan Polisi Saat Hendak Tawuran

Nova juga mencatat bahwa berdasarkan Survei Kesehatan (SKI) 2023, Jawa Barat memiliki angka prevalensi depresi tertinggi nasional pada penduduk usia 15 tahun ke atas, yaitu 3,3 persen, yang lebih dari dua kali lipat angka di sebesar 1,5 persen.***

Leave a Reply