NALARNESIA.COM – Para peneliti menemukan bahwa penggunaan kembali minyak goreng dapat meningkatkan risiko degenerasi syaraf dan kerusakan otak.
Berdasarkan hasil studi pada tikus yang dipresentasikan di acara Discover BMB 2024, yang merupakan pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology, terungkap bahwa diet yang mengandung minyak goreng yang dipanaskan ulang dapat menyebabkan peningkatan signifikan dalam tingkat degenerasi syaraf dibandingkan dengan diet standar.
“Akibatnya, metabolisme lipid hati mengalami perubahan signifikan, dan transportasi asam lemak omega-3 penting untuk otak DHA berkurang. Ini, pada gilirannya, menyebabkan degenerasi syaraf, yang terlihat dalam histologi otak tikus yang mengonsumsi minyak yang dipanaskan ulang serta keturunannya,” tulis para peneliti.
Kathiresan Shanmugam dari Central University of Tamil Nadu, India, sebagai pemimpin studi, mengungkapkan bahwa penelitiannya menunjukkan dampak jangka panjang dari konsumsi minyak goreng pada peningkatan degenerasi syaraf pada keturunan generasi pertama.
BACA JUGA: Serangan DBD Kedua Lebih Berbahaya, Waspada di Musim Hujan
Dalam studi ini, tikus dibagi menjadi lima kelompok yang diberi makanan standar saja, makanan standar dengan minyak wijen atau bunga matahari yang tidak dipanaskan, atau minyak yang dipanaskan ulang, selama 30 hari.
Hasilnya, tikus yang mengkonsumsi minyak wijen atau bunga matahari yang dipanaskan ulang mengalami peningkatan stres oksidatif dan peradangan di hati, kerusakan signifikan pada usus besar, serta perubahan terkait dengan racun yang dilepaskan dari bakteri tertentu.
Tingkat degenerasi syaraf juga lebih tinggi pada tikus yang mengonsumsi minyak yang dipanaskan ulang dan keturunannya, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Eksperimen tambahan dengan monosodium glutamat (MSG) juga menunjukkan bahwa keturunan yang mengonsumsi minyak yang dipanaskan ulang lebih mungkin mengalami kerusakan saraf daripada kelompok kontrol yang tidak menerima minyak atau minyak yang tidak dipanaskan.***