JAKARTA, NALARNESIA.com – Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkap sejumlah fakta-fakta baru di balik penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud oleh oknum anggota TNI, Yonif 408/ Subhrasta Boyolali terhadap anggota simpatisan PDI-P sekaligus relawan pendukung Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang terjadi beberapa waktu lalu.
Maruli membantah jika dikaitkan dengan dukungan TNI kepada salah satu paslon, khususnya pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ia menegaskan TNI adalah institusi yang bisa dipercaya dan netral di Pilpres 2024.
Menurut Jenderal Maruli, enam anggotanya itu telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Denpom Surakarta, dan menegaskan, bahwa aksi penganiayaan adalah tindakan salah.
BACA JUGA: Survei LSN: Prabowo-Gibran Teratas 49,5 Persen Jauh Ungguli, Anies-Muhaimin, dan Ganjar-Mahfud
Namun dari informasi yang diperolehnya, tujuh relawan yang dianiaya tersebut saat kejadian dalam kondisi mabuk. Dari rekaman CCTV, juga sudah diperingatkan untuk tidak berkampanye dengan mengganggu ketertiban ketika mengendarai sepeda motor berknalpot brong.
“Kan sudah delapan kali berputarnya. Kalau bilang orang ada rencana, enggak lah. Ini anak-anak muda (anggota TNI, Red) yang melakukan. Yang emosinya masih seperti itu. Bagaimanapun, penganiayaan itu salah. Maruli dalam dalam ROSI (Rosianna Silalahi) di KompasTV, Kamis, 4 Januari 2024.
Namun di lain pihak, Maruli minta semua pihak harus evaluasi. Terutama dari pihak relawan Ganjar-Mahfud yang diduga saat itu mabuk dan berkendara motor dengan knalpot brong. Dia berharap jangan hanya pihak TNI saja yang disalahkan, tim penyelenggara juga harus dievaluasi.