Peredaran Uang Narkoba di Indonesia Capai Rp524 Triliun per Tahun, BNN: Pentingnya Sinergi Pemberantasan

Avatar
Polres Metro Jakarta Utara melakukan penggrebekan Kampung Bahari terkait peredaran dan penyalahgunaan narkoba. (Tangkapan Layar Instagram/@polres_metro_jakarta_utara)
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Nasional (BNN) Republik , Komjen Pol. Mathinus Hukom, mengungkapkan bahwa peredaran di mencapai Rp524 triliun setiap tahunnya.

Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang erat dalam upaya memberantas peredaran serta penyalahgunaan .

banner 225x100

“Kami hitung uang untuk membeli narkoba mencapai Rp524 triliun per tahun,” ujar Komjen Pol. Mathinus Hukom saat membuka Implementasi Program P4GN di Provinsi , Pangkalpinang, pada Rabu, 5 Maret 2025.

BACA JUGA: Pengemudi Mabuk Narkoba Tabrak Motor, Tiga Korban Tewas di Pekanbaru

Ia menjelaskan bahwa jumlah uang yang sangat besar tersebut digunakan oleh para pengguna narkoba untuk membeli barang haram, sementara mereka mengabaikan berbagai kewajiban dalam kehidupan sosial maupun keluarga.

“Pengguna narkoba ini tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya, tetapi lebih memilih membeli narkoba ini,” katanya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa peredaran uang sebesar Rp524 triliun ini tidak hanya sebatas transaksi pembelian narkoba, tetapi juga dapat digunakan oleh jaringan pengedar untuk menyuap pejabat dan aparat penegak hukum guna memperlancar peredaran narkotika di .

“Uang yang begitu banyak ini bisa membeli siapa saja, bisa membeli saya yang berdiri di sini dan bagaimana jika saya tidak memiliki yang kuat untuk mencegah dan menangkal serangan begitu kuat ini,” ujarnya.

BACA JUGA: BNN Ungkap 14 Sindikat Narkotika Jaringan Internasional di 2024

Menurutnya, para pengedar narkoba memiliki berbagai strategi untuk menyuap aparat penegak hukum, termasuk dengan memberikan uang haram kepada keluarga atau kerabat mereka di kampung halaman.

“Ini pernah terjadi dan ini pengalaman saya sendiri pada 2011, di mana Kepala BNN RI menunjuk saya sebagai direktur intelijen. Untung tidak terjadi, karena begitu para pengedar ini mendengar akan dilantik sebagai direktur intelijen, mereka mengirimkan amplop uang ke orang di kampung dan saya meminta orang untuk membuang amplop uang itu ke pantai,” ungkapnya.***

Leave a Reply