NALARNESIA.COM – Polisi di Bangladesh menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan pencari kerja yang berkumpul di depan kantor kepala pemerintahan transisi, menuntut peningkatan batas usia untuk pekerjaan pemerintah dari 30 menjadi 35 tahun.
Menurut laporan Anadolu pada Selasa, para pengunjuk rasa memenuhi jalan di depan kantor Kepala Pemerintahan Transisi Bangladesh, Muhammad Yunus, pada jam sibuk, menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar Dhaka, ibu kota Bangladesh.
Awalnya, massa berkumpul di persimpangan Shahbagh, kemudian bergerak menuju kediaman kepala penasihat di daerah Bailey Road. Di sana, polisi menembakkan gas air mata dan granat suara. Beberapa pengunjuk rasa dilaporkan terluka akibat bentrokan tersebut. Tentara dan polisi turut hadir di lokasi.
Sebagai tanggapan atas protes, pemerintah membentuk sebuah komite untuk mengevaluasi tuntutan kenaikan batas usia pekerjaan pemerintah. Sekretaris Senior Kementerian Administrasi Publik, Md. Mokhlesur Rahman, dalam konferensi pers di Dhaka, mengatakan bahwa komite tersebut diberi waktu tujuh hari untuk memberikan laporan dan rekomendasi.
BACA JUGA: Sebuah Kapal Pengangkut Puluhan WNA Terdampar di Pantai Sukabumi, Penumpang Diamankan
Pada awal September, demonstrasi serupa juga terjadi dengan tuntutan yang sama dari para pencari kerja.
Sementara itu, di pinggiran Dhaka, di daerah Savar, bentrokan antara pekerja garmen dan petugas keamanan mengakibatkan seorang pekerja tewas dan 30 lainnya terluka, seperti dilaporkan oleh surat kabar lokal The Daily Star.
Dalam perkembangan lain, Kementerian Hukum mengumumkan pada Senin (30/9) bahwa pihaknya akan mencabut kasus-kasus yang terkait dengan undang-undang siber yang kontroversial. Siapapun yang ditahan berdasarkan undang-undang tersebut akan segera dibebaskan sesuai prosedur hukum. Saat ini, terdapat 5.818 kasus yang sedang berjalan di delapan pengadilan siber di seluruh negeri.
Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian, ditunjuk sebagai kepala pemerintahan transisi pada 8 Agustus setelah gerakan mahasiswa-sipil pada 5 Agustus yang memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri ke India.
BACA JUGA: Remaja Laki-Laki 7 Tahun Bunuh 3 Orang Anak di Inggris
Menurut Kementerian Kesehatan, setidaknya 708 orang tewas, kebanyakan akibat penembakan oleh aparat keamanan, dan lebih dari 19.200 orang terluka.
Partai Nasionalis Bangladesh mendesak pemilihan umum dalam waktu tiga bulan, sementara Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman, menyatakan bahwa pemerintahan Yunus akan mengadakan pemilu nasional dalam beberapa bulan mendatang.***