Kendati demikian, Prabowo tidak terpengaruh dengan penilaian tersebut. Dirinya memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu.
“Saya ini besar di Jakarta, lahir di Jakarta, jadi sering bahasa Jakarta, bahasa Betawi, saya sebenarnya mau jawab di situ, ‘Emangnya lo siape? Emangnya gue pikirin? Sorry ye,” tegas Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo tidak menaruh dendam atas penilaian yang diberikan kepadanya. Ia tidak menjadikan lawan kompetisinya itu sebagai musuh, dirinya menilai bahwa kita semua adalah saudara satu bangsa.
Ia berharap hal ini menjadi contoh bagi siapapun agar mengedepankan persaudaraan dan perdamaian.
BACA JUGA: Janji Mahfud MD: Buka 17 Juta Lapangan Pekerjaan
“Ini contoh yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Setelah kompetisi ya rangkulan lagi. Ngapain kita musuhan, kita besarkan bangsa ini bersama,” jelasnya.***