NALARNESIA.COM – Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, membutuhkan lebih banyak data tambahan untuk memperkuat pemeriksaan korban kebakaran di Gedung Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat, yang terjadi pada Rabu, 15 Januari 2025 malam.
“Kami akan mengumpulkan data antemortem sebanyak-banyaknya berdasarkan laporan,” kata Kepala Bidang Yandokpol RS Polri Kombes Hery Wijatmoko di Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat.
Hery menjelaskan bahwa semakin banyak data yang masuk, semakin mudah untuk mencocokkan data tersebut dengan jenazah korban yang telah ada di RS Polri.
BACA JUGA: Kesulitan Pemadam Kebakaran Evakuasi Korban Kebakaran Glodok Plaza, 6 Tewas dan 14 Dilaporkan Hilang
“Sehingga kami bisa segera mencocokkan hasil temuan antemortem tadi dengan data postmortem yang saat ini sedang kita lakukan pemeriksaan di kamar jenazah,” ujar Hery.
Ia juga berharap keluarga korban yang melapor bisa hadir langsung, terutama keluarga inti seperti orang tua atau anak, untuk memudahkan pengambilan sampel DNA korban.
Hery menambahkan bahwa data pendukung dari teman, kerabat dekat, atau saksi lain juga bisa menjadi tambahan informasi yang berguna.
“Kemudian kita juga perlu dukungan data-data misalnya dari temannya juga bisa. Misalkan pada waktu kejadian temannya keluar (dari peristiwa kebakaran), nah dia enggak keluar maka itu bisa menjadi tambahan data untuk memastikan,” jelas Hery.
BACA JUGA: RS Polri Dalami Laporan Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza dan Identifikasi Jenazah dengan DNA
Hingga pukul 11.30 WIB, sudah ada delapan laporan yang masuk ke Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati. Hery menyebutkan bahwa laporan yang masuk bisa melibatkan laporan dari dua orang untuk satu korban, dan pihak RS Polri akan memilah dan menggabungkan informasi yang serupa.
“Bisa jadi satu korban dilaporkan oleh dua orang, bisa, kita pilah nanti. Dan itu memperkaya informasi. Misalnya pada waktu itu dia pernah operasi di RS mana, nah itu data juga bisa didapatkan, bisa bagus juga membantu,” kata Hery.
Menurut Hery, ada tiga kategori laporan korban, yaitu memungkinkan, sangat yakin, dan pasti yakin. Oleh karena itu, pihak RS Polri terus menerima laporan sebanyak-banyaknya untuk memperkuat data yang ada.
RS Polri juga bisa mengambil sampel tambahan seperti pakaian yang belum dicuci, topi, kaos kaki, dan lainnya untuk membantu identifikasi. Mereka bekerja sama dengan Biro Pusdokkes di Bidang Laboratorium DNA yang telah langsung turun untuk mengambil sampel dari keluarga.***