Senat Mahasiswa Univ Pancasila Tuntut Rektor Dinonaktifkan Imbas Kasus Dugaan Pelecehan

Avatar
Sebuah banner terpampang di depan rektorat Universitas Pancasila pada Senin, 26 Februari 2024 buntut kasus dugaan pelecehan yang melibatkan rektor. (Nalarnesia.com/Iqbal)
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Senat Keluarga Mahasiswa (KMUP) mengecam dan menuntut agar rektor Edie Toet Hendratno dinonaktifkan dari jabatannya sebagai respons terhadap dugaan pelecehan seksual yang menimpanya di lingkungan (UP).

“Mendesak dan menuntut satgas Pencegahan dan Penanganan (PPKS) untuk menonaktifkan sementara rektor UP dari jabatannya selama berjalannya proses hukum,” tulis Senat KUMP di akun Instagram resminya pada Sabtu, 24 Februari 2024.

banner 225x100

Tuntutan tersebut tidak dilakukan tanpa alasan, karena menurut Senat, langkah tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan (permen) yang sudah diakui dan ditetapkan. Edie Toet Hendratno disebut melakukan pelecehan seksual kepada bawahannya yang berinisial RZ.

“Sesuai amanat peraturan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia nomor 30 tahun 2021,” tulisnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Univ Pancasila Kecewa Dengan Rektor yang Diduga Melakukan Pelecehan Seksual

Pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga ikut melakukan investigasi terkait kasus dugaan pelecehan seksual oleh Rektor (UP).

“Berdasar laporan masyarakat, kasus tersebut sudah ditangani inspektorat jenderal,” kata Nizam kepada , Minggu, 25 Februari 2024.

Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam, menyebut bahwa investigasi sedang berlangsung oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbudristek tentang Pencegahan dan Penanganan (PPKS), yang melibatkan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi dan badan penyelenggara perguruan tinggi.

BACA JUGA: BTN Anugrahkan Vista Land Group Sebagai  Pengembang Terbesar Nasional Realisasi Akad Kredit Rumah Subsidi

Mahasiswa di Fakultas Teknik, Universitas , Difty bahkan merasa kecewa terhadap kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Menurutnya, individu yang menduduki jabatan tertinggi di kampus seharusnya memberikan teladan yang baik.

“Aku pribadi sebenernya sangat menyayangkan sih apalagi ini pelakunya dari orang yg megang jabatan tertinggi di satu universitas yang sudah seharusnya kan menjadi contoh,” kata Difty saat ditemui Suara.com di kantin Universitas pada Senin , 26 Februari 2024.***