JAKARTA, NALARNESIA.COM – Elektabilitas partai politik jelang pemilu 2024 yang kurang satu bulan lagi sangat dinamis. Berbagai faktor dan isu pun turut mempengaruhi naik turun elektabilitas partai politik di mata publik.
Hal ini tergambar dari survei Economics & Political Insight (EPI) Center yang menunjukkan elektabilitas Parati Gerindra mulai memuncaki dengan elektabilitas tertinggi sebesar 18,9 persen, sementara PDI Perjuangan yang merupakan pemegang kursi terbanyak di DPR (22,26 persen) melorot di angka dukungan 16,4 persen.
Yang mengejutkan dalam survei EPI Center itu, terungkap partai bocil Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diprediksi akan masuk Senayan (DPR) karena mendapatkan dukungan 4,2 persen atau atau telah melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.
“Gerindra diproyeksikan bakal memenangkan Pemilu 2024 sekaligus mengalahkan dominasi PDIP, serta munculnya pendatang baru di Senayan di mana elektabilitas PSI menembus 4,2 persen,” kata peneliti EPI Center Mursalin dalam keterangan tertulis yang diterima Antara Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024.
Menurut Mursalin, potensi kemenangan Gerindra berkaitan erat dengan peta kontestasi Pilpres 2024. Faktor dukungan yang diberikan Presiden Jokowi kepada Prabowo-Gibran mengungkit elektabilitas Gerindra sebagai partai pengusung utamanya,” ujar Mursalin.
Hal ini sekaligus membuktikan kuatnya faktor Jokowi dalam menaikkan elektabilitas partai yang didukungnya. Pada Pemilu 2014 dan 2019, perolehan suara PDIP terjaga pada kisaran mendekati 20 persen, naik dari Pemilu 2009 yang hanya berkisar 14 persen.
Sebaliknya dengan Gerindra, di mana Jokowi menjadi rival Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019, perolehan suaranya hanya berkisar 11-12 persen. Perolehan suara PDIP terancam tergerus, di mana kantong-kantong suara PDIP menjadi lahan garapan Prabowo-Gibran.