BPBD DKI Imbau Warga Pesisir Waspadai Banjir Rob Akibat Supermoon 24–31 Mei 2025

Avatar
Sejumlah pekerja mengerjakan proyek pembangunan tanggul laut atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A di kawasan Ancol Barat, Jakarta Utara, Senin (12/5/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/bar
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan masyarakat pesisir untuk mewaspadai potensi rob akibat fenomena supermoon yang berlangsung dari 24 hingga 31 Mei 2025.

Peringatan ini disampaikan oleh Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD , Kristian Gottam Marudut Sihombing, pada Selasa, 27 Mei 2025 di Jakarta.

banner 225x100

Kristian menuturkan bahwa supermoon dapat memberikan dampak besar terhadap pasang surut air laut, sehingga wilayah pesisir rentan mengalami rob.

BACA JUGA: BNPB: 15 Korban Banjir Bandang di Pegunungan Arfak Ditemukan Meninggal

Ia juga mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar sampah tidak menumpuk dan memperparah dampak dengan menjadi sumber penyakit.

Supermoon merupakan fenomena ketika bulan terlihat lebih besar dan lebih dekat dari biasanya karena posisinya yang sangat dekat dengan bumi.

Kondisi ini tidak terjadi secara teratur setiap tahun dan sulit diprediksi waktunya. Salah satu efek signifikan dari supermoon adalah naiknya permukaan air laut yang bisa menimbulkan banjir rob di daerah pantai.

Banjir rob tidak hanya menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi hingga jiwa bagi masyarakat di wilayah pesisir.

Oleh karena itu, Provinsi bersama pusat sedang berupaya memperkuat infrastruktur pesisir dan menanam pohon mangrove guna mengurangi dampak dari banjir rob.

BACA JUGA: 19 Warga Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Pegunungan Arfak, Basarnas Manokwari Lakukan Pencarian

Selain itu, Pemprov DKI juga mengembangkan sistem peringatan dini bencana atau Disaster Warning System (DWS) untuk menyampaikan informasi secara cepat kepada warga yang tinggal di area rawan.

Kristian menambahkan bahwa saat ini Pemprov sedang menambah jumlah perangkat DWS agar cakupan peringatan bisa lebih luas dan efektif.

Untuk perlindungan jangka panjang, Pemprov DKI juga tengah menggencarkan program rumah apung bagi warga pesisir.

BACA JUGA: Banjir Jabodetabek Sebabkan Kerugian Hampir Rp1,7 Triliun

Rumah-rumah tersebut dirancang agar bisa mengikuti naik turunnya air saat terjadi banjir rob, sehingga tidak mudah terendam.

“Kami terus menyosialisasikan pembangunan rumah apung ini agar masyarakat bisa lebih siap menghadapi banjir rob,” ujar Kristian.***

Leave a Reply