NALARNESIA.COM – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun sekaligus mantan anggota Tim Hukum Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar menginginkan Anies untuk tidak mencalonkan diri dalam Pilkada DKI.
Ia menginginkan Anies untuk naik tingkat usai Pemilihan Presiden selesai, mengingat Anies juga pernah menjabat sebagai DKI 1 sebelumnya.
“Saya berharap Anies tidak maju DKI. Dia itu levelnya harus jadi king maker Ketika kontestasi Pilpres selesai,” ujar Refly Harus dikutip Senin, 13 Mei 2024.
Menurut Refly Harun, jika Anies Baswedan memaksakan diri untuk maju Pilkada DKI maka hal itu dapat menjadi pisau bermata dua bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
BACA JUGA: PDIP Beri Sinyal Bentuk Koalisi dengan PAN Untuk Maju Pilkada Jatim 2024
Refly mengibaratkan sistem politik ini bak pertandingan tinju. Anies sudah kalah dalam pertandingan tinju kelas berat yang dalam hal ini berarti Pilpres.
Maka menurutnya Anies tidak bisa mengikuti pertandingan tinju kelas ringan seperti Pilkada. Hal itu dinilai Harun dapat menurunkan nilai Anies di mata masyarakat.
“Kalau dia ibarat petinju, bertinju di kelas berat, kalah di kelas berat dia. ‘Waduh saya turunlah ke kelas menengah', biar kira-kira pertarungannya lebih ringan gitu. Kan memalukan, kalau dia menang, ‘Yah mantan pilpres'. Kalau dia kalah, malu sekali,” kata Refly.
Ia menyinggung sosok Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang sudah sejak usia 50 tahunan menjadi king maker dalam politik.
BACA JUGA: Partai Gerindra Kabupaten Bogor Siapkan Koalisis Besar Untuk Pilkada, Dikabarkan akan Gandeng PKB
Seharusnya, kata Refly, sosok Paloh itu bisa diteladani oleh Anies.
“Surya Paloh menjadi king maker sejak usia 50-an dia, sudah gagah 50-an dia, ya mungkin karena dia kaya raya, dia pengusaha kan. Tapi Anies harus punya mental begitu,” tutur dia.
Refly Harun dengan tegas bahwa Anies mesti bisa menjadi King Maker. Maka dari itu ia mesti berani mengambil resiko untuk membentuk atau bergabung partai politik.***