MEDAN, NALARNESIA.COM – Calon presiden nomor urut 3 Mahfud MD menjelaskan, bawah tidak terdapat unsur pelanggaran HAM dalam kasus proyek pembangunan tambang batu andesit di Wadas, Jawa Tengah (Jateng). Pendapat Mahfud itu berpegang pada laporan dari Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) tidak ada pelanggaran HAM dalam kasus Wadas.
Sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud mengaku pernah berjanji akan turun tangan menyelesaikan kasus tersebut, jika memang terbukti terdapat pelanggaran HAM.
“Saya minta Komnas HAM, kalau ada pelanggaran, ayo dong Komnas HAM turun. Kalau benar terjadi, saya turun tangan. Saya tunggu-tunggu laporannya enggak ada pelanggaran HAM,” ujar Mahfud seusai acara ‘Tabrak Prof!' di Medan, Sumatera Utara, Minggu, 14 Januari 2024.
BACA JUGA: Survei Ipsos: Elektabilitas Prabowo-Gibran Meningkat Signifikan Karena Efek Jokowi
Terkait adanya temuan foto dan video yang tersebar di media sosial, Mahfud meyakinkan bahwa itu adalah rekayasa. Sebab, dia mengaku telah meminta Komnas HAM untuk melakulan penyelidikan. Namun, laporan itu tetap tidak menyebutkan bahwa ada pelanggaran HAM soal kasus Wadas.
“Ada foto-foto orang penduduk Wadas dikejar-kejar dengan anjing, dihajar dan sebagainya, viral. Saya kasih ke Komnas HAM karena sesudah itu saya tanya, ‘ini kasus di mana?'. Kadang kala ada polisi bawa anjing itu di tempat lain diviralkan,” jelasnya.
Selain itu, Mahfud menyatakan foto dan video yang viral di media sosial tersebut tidak terbukti terjadi dalam konflik Wadas.
“Bukti-bukti yang viral itu semua, itu buatan. Ndak ada polisi ngejar anjing, ndak ada orang menghajar orang. Orang menghajar itu ditangkap, karena dia mau ngamuk ke orang lain, dipisah oleh polisi,” tukasnya.
BACA JUGA: Chris Martin Vokalis Coldplay Jual dan Beli Lagi Rumah di Malibu, Berapa ya Harganya?
Kasus Wades
Kasus Wades bermula saat pengukuran tanah yang akan jadi lokasi proyek Waduk Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, oleh petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN), pada Selasa hari ini, 8 Februari 2022, tampak memanas.
Warga yang tidak sesuai membentuk sebuah aliansi bernama Gerakan Pencinta Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) yang menolak keras proyek tersebut, mengabarkan sikap aparat selama dua hari terakhir ini. GEMPA DEWA menguraikan secara detail kedatangan aparat kepolisian hingga pengepungan saat mujahadah di masjid.