Pemprov DKI Jakarta Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Minimalkan Risiko Banjir

Avatar
Arsip foto - Pesawat Britten Norman BN2T PK-WMN bersiap lepas landas untuk operasi modifikasi cuaca di Bandara Budiarto, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (16/12/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaksanakan operasi modifikasi cuaca tahap II selama empat hari dengan melakukan penyemaian garam di udara sebagai upaya meminimalisir terjadinya curah hujan tinggi penyebab bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.)
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Pemerintah Provinsi kembali menggelar (OMC) mulai Sabtu ini hingga Kamis, 6 Februari 2025 guna mengurangi potensi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

“Dengan pelaksanaan OMC ini, berharap dapat meminimalisir risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta,” ujar Sekretaris Pelaksana (BPBD) , Maruli Sijabat, saat dikonfirmasi di Jakarta pada Sabtu, 1 Februari 2025.

banner 225x100

Menurut Maruli, operasi ini merupakan langkah responsif terhadap prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan hujan lebat di wilayah Jakarta.

Selain itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi juga telah mengarahkan jajarannya untuk bersiap menghadapi kemungkinan kejadian serupa yang bisa menimbulkan bencana. “BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang,” kata Maruli.

BACA JUGA: Enam Ruas Jalan di Jakarta Utara Terendam Banjir, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) , Mohamad Yohan, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca bertujuan untuk mengubah pola curah hujan sehingga intensitas hujan dalam waktu singkat dapat dikurangi.

“Dengan mengurangi curah hujan, OMC berkontribusi pada penurunan risiko bencana hidrometeorologi, salah satunya ,” ujar Yohan.

Ia menambahkan bahwa dengan menurunnya curah hujan, potensi genangan air di Jakarta juga dapat diminimalisir.

Operasi ini dipusatkan di Bandara Halim Perdanakusuma dengan menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU. Jumlah penerbangan akan disesuaikan berdasarkan analisis prakiraan cuaca serta pertimbangan ilmuwan penerbangan (weather forecaster dan Flight Scientist) dari BMKG.

BACA JUGA: Banjir dan Pohon Tumbang di DKI Jakarta: Sejumlah Jalan Tergenang hingga 50 Cm

OMC akan berlangsung setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan kelancaran pelaksanaannya tanpa mengganggu penerbangan komersial maupun militer.

Sebelumnya, pada akhir 2024, juga telah melaksanakan OMC pada 25-31 Desember. Operasi tersebut dinilai efektif dalam mengurangi intensitas hujan serta memitigasi risiko bencana hidrometeorologi.

Menurut data satelit Satellite Mapping of Precipitation (GSMAP), OMC berhasil menurunkan curah hujan hingga 38 persen, sementara berdasarkan model prediksi, penurunannya mencapai 28 persen.

Selama enam hari operasi, BPBD melakukan 10 sorti penerbangan dengan total durasi sekitar 19 jam 36 menit untuk menyemai garam (NaCl) ke awan. Hasilnya menunjukkan penurunan curah hujan yang signifikan, dengan puncaknya mencapai 40 mm pada 25 Desember.***

Leave a Reply