Pihak Istana Klarifikasi Salah Satu Wawancara Doorstop Jokowi yang Disebut Settingan

Avatar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8/2024). (ANTARA/HO-BPMI Setpres)
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa wawancara Presiden Joko Widodo yang baru-baru ini dilakukan di Jakarta tidak melibatkan atau rekayasa ().

“Tidak ada gimmick, apalagi settingan,” kata Yusuf saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024.

banner 225x100

Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap spekulasi yang berkembang di kalangan warganet mengenai tidak dilibatkannya wartawan dalam sesi wawancara Presiden pada 21 dan 27 Agustus 2024, yang berkaitan dengan dinamika politik menjelang Pilkada 2024.

Yusuf Permana menjelaskan bahwa wawancara tersebut merupakan bagian dari rutinitas pemberian keterangan pers dan tidak dirancang untuk tujuan lain.

BACA JUGA: Sebanyak 61 Proyek Bendungan Ditargetkan Jokowi Selesai di Akhir Tahun 2024

“Bukankah itu dalam rangka memberikan keterangan pers,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa tujuan utama dari wawancara tersebut adalah menyampaikan informasi langsung dari Presiden kepada masyarakat, sesuai dengan fungsi dan tugas yang diemban oleh Sekretariat Presiden.

Spekulasi terkait settingan dalam wawancara Presiden muncul di akun @ yang memposting video pada 21 dan 28 Agustus 2024.

Dalam video tersebut, Jokowi mendapatkan sejumlah pertanyaan terkait dinamika politik menjelang Pilkada serentak 2024 dari beberapa orang yang mengajukan pertanyaan seperti wartawan yang sedang melakukan .

BACA JUGA: Menteri Sosial Temui Jokowi Setelah Resmi Daftar Bakal Calon Gubernur Jatim

Padahal, saat wawancara tersebut berlangsung, pewarta ANTARA bersama puluhan jurnalis cetak, online, dan elektronik nasional berada di press room Jakarta.

Spekulasi bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak diajukan oleh wartawan salah satunya didasarkan pada mic yang tidak dilabeli dengan identitas perusahaan media massa, seperti yang biasanya terjadi.

Selain itu, jumlah orang yang terlibat dalam wawancara tersebut tidak lebih dari lima orang, sementara biasanya, dalam kesempatan serupa, wartawan yang mewawancarai Presiden berdesakan, dan tidak terdengar suara wartawan yang saling bersahutan mengajukan pertanyaan kepada Jokowi.

Beberapa pewarta istana berspekulasi bahwa orang yang mengajukan pertanyaan kepada Presiden Jokowi adalah pegawai Biro Pers dan Media Setpres.***

Leave a Reply