NALARNESIA.COM – Bicara tentang parfum, istilah-istilah seperti extrait de parfum, eau de parfum, dan eau de toilette sering kali muncul, masing-masing menandakan tingkat ketahanan aroma yang berbeda. Naya Tinanda Nabila, CEO dan pendiri Alchemist Fragrance, menjelaskan bahwa perbedaan di antara ketiga jenis parfum tersebut terletak pada kandungan minyak atsiri di dalamnya.
Menurut Nabila, extrait de parfum, eau de parfum, dan eau de toilette memiliki perbedaan dalam kadar minyak atsiri yang terkandung di dalam formulanya. Perbedaan ini memengaruhi sejauh mana aroma parfum akan bertahan pada kulit. Dengan pemahaman ini, konsumen dapat memilih jenis parfum yang sesuai dengan preferensi ketahanan aroma yang diinginkan.
“Extrait de Parfum memiliki kadar oil (minyak atsiri) yang paling tinggi, diikuti oleh eau de parfum, dan eau de toilette, yang membedakan hanya kadar oil-nya saja,” kata Naya.
Namun, penentuan jenis parfum sangat tergantung pada selera dan kebutuhan individu. Eau de toilette sangat sesuai untuk penggunaan sehari-hari karena memiliki aroma yang segar, ringan, dan tidak terlalu mencolok.
BACA JUGA: Tips Memasak Daging Sesuai Tingkat Kematangan, Agar Tidak Sakit Perut
Eau de parfum, dengan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibanding eau de toilette, tetap dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Sementara itu, Naya menyatakan bahwa extrait de parfum lebih tepat digunakan pada acara khusus karena memiliki kadar minyak atsiri yang lebih tinggi, memastikan keberlangsungan aroma yang lebih lama. Hanya beberapa semprotan extrait de parfum sudah cukup untuk menciptakan aroma yang kuat dan tahan lama.
Dikarenakan karakteristik tersebut, extrait de parfum biasanya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis parfum lainnya.
“Biasanya kalau extrait de parfum tidak perlu menyemprot banyak-banyak, hanya perlu menyemprotkan pada berapa titik sudah bisa tahan lebih lama, tapi, memang harga lebih tinggi,” ujar Naya.
BACA JUGA: Imbas Kenaikan Harga Beras, Harga Nasi Warteg Juga Ikut Naik
Selain kadar minyak atsiri, faktor lain yang mempengaruhi ketahanan parfum adalah sifat komposisi aroma itu sendiri. Misalnya, parfum dengan notes (munculnya rangkaian aroma dalam sebuah parfum) bunga atau clean (segar) cenderung memudar lebih cepat dibandingkan dengan parfum yang mengandung notes kayu atau vanila, yang sifat alaminya kental dan lebih tahan lama.***