Menkominfo Diminta Mundur, Ini Tanggapan Jokowi

Avatar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan seputar peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya, usai meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). ANTARA/Aria Cindyara/pri.
banner 468x60

NALARNESIA.COM – Presiden Joko Widodo () menyampaikan jawaban atas desakan sejumlah pihak yang meminta Budi Arie Setiadi mundur dari jabatan sebagai Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

“Semuanya sudah dievaluasi,” kata Presiden usai meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Karawang, , Rabu, 3 Juli 2024 merespons desakan tersebut.

banner 225x100

Desakan itu dikaitkan dengan insiden peretasan dalam bentuk ransomware pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di sejak Rabu, 17 Juni 2024, yang berakibat server sejumlah lembaga dan kementerian lumpuh.

BACA JUGA: Kominfo Lakukan Langkah Preventif dalam Memberantas Judi Online di Masyarakat

Desakan agar Budi Arie Setiadi mundur dari jabatan Menkominfo RI, salah satunya disuarakan Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) dengan menggalang petisi via laman change.org yang dibuka sejak 26 Juni 2024.

Hingga hari ini, petisi bertajuk “PDNS Kena Ransomware, Budi Arie Setiadi Harus Mundur!” telah ditandatangani sebanyak 22.177 warga net.

PDNS 2 di mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Chiper, varian terbaru dari Lockbit 3.0. Puncaknya, PDNS mulai tidak bisa diakses sejak Kamis, 20 Juni 2024 yang berakibat layanan publik tidak bisa diakses, termasuk layanan imigrasi.

BACA JUGA: Menkominfo Minta Pembentukan Lembaga Rating Televisi Baru Untuk Dunia Penyiaran Indonesia yang Lebih Sehat

Safenet menyebut, terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut.

Pemerintah menargetkan pemulihan atas serangan siber PDNS 2 di rampung pada bulan ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menekankan pentingnya cadangan data nasional guna mengantisipasi insiden serupa terulang di kemudian hari.

“Di back up semua data nasional kita, sehingga kalau ada jadian, kita tidak terkaget-kaget,” katanya.***

Leave a Reply